TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Semarang sedang menyiapkan Desa Wisata Kandri di kawasan Gunungpati, Semarang, sebagai destinasi bertaraf internasional.
"Akan ada 200 homestay dengan 355 kamar di Desa Wisata Kandri. Semua infrastruktur pendukungnya akan disiapkan," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Senin, 17/7.
Hal itu diungkapkannya usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pemkot Semarang dan Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) mengenai upaya bersama mengembangkan Desa Wisata Kandri.
Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi mengatakan berbagai infrastruktur yang dimaksud, mulai akses jalan menuju lokasi, ketersediaan air bersih, hingga gedung pertunjukan kesenian.
"Selain itu, hal terpenting yang akan kami bangun di Desa Wisata Kandri adalah terkait transportasi publik. Nanti, akan ada armada shuttle bus yang masuk ke sini," katanya.
Pemerintah juga sedang menyiapkan pembangunan 16 shelter di sepanjang rute kawasan itu yang rencananya akan dilayani dengan 10 armada bus. Terminal Bus Gunungpati pun akan direhabilitasi.
Orang nomor satu di Semarang itu menginginkan masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung di Desa Wisata Kandri bisa nyaman berjalan-jalan karena akan dibangun jalur pedestrian.Wisata alam Gunung Kreo, Desa Kandri, Gunungpati, Semarang. Antara/Aditya Pradana Putra
Sebenarnya, kata dia, Desa Kandri sudah lama ditetapkan sebagai desa wisata karena kawasan itu memiliki karakteristik khas. "Masyarakat di Desa Kandri sampai sekarang masih memegang teguh tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Itulah, salah satu yang membuat Desa Wisata Kandri menarik dikunjungi," katanya.
Tentunya, kata politikus PDI Perjuangan itu, lingkungan alam yang masih asri dan terjaga juga menjadi unggulan desa Kandri.
Melalui MoU tersebut, Hendi mengatakan Pemkot Semarang bersama KSBN sepakat mengupayakan pengembangan Desa Wisata Kandri menjadi destinasi wisata unggulan.
Ketua Umum KSBN Hendardji Supandji mengatakan siap mendatangkan 500-1.000 wisatawan mancanegara ke Kota Semarang, termasuk di Desa Kandri, Semarang.
"Kami akan mendatangkan wisatawan asing, namun kelihatannya belum memenuhi syarat. Makanya, kami bekerja sama melakukan konsepsi standar desa wisata bertaraf internasional," pungkasnya.
ANTARA