Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wawancara dengan 2 Perempuan Indonesia Pendaki Seven Summits

image-gnews
Fransiska Dimitri (kanan) dan Mathilda Dwi Lestari (kiri), Tim The Woman Of Indonesia's Seven Summits Expedition (WISSEMU) Mahitala yang melakukan ekspedisi pendakian ke tujuh puncak gunung tertinggi dunia, Jakarta, 11 Juni 2017. TEMPO/Rizki Putra
Fransiska Dimitri (kanan) dan Mathilda Dwi Lestari (kiri), Tim The Woman Of Indonesia's Seven Summits Expedition (WISSEMU) Mahitala yang melakukan ekspedisi pendakian ke tujuh puncak gunung tertinggi dunia, Jakarta, 11 Juni 2017. TEMPO/Rizki Putra
Iklan

Bagaimana kalian mengatasi pendanaan?

Fransiska: Sangat tidak sedikit, kalau kakak saya bilang kesempatan ini harus dinikmati banget. Dia mungkin harus kerja rodi sampai 50 tahun baru bisa mengumpulkan dana untuk melakukan hal yang sama, ha-ha-ha. Ekspedisi agak molor juga salah satunya terkendala dana. Tapi kalau sekarang kami sudah dapat sponsor sampai pendakian terakhir di Everest nanti.

Di antara lima puncak, mana yang paling sulit?

Fransiska: Paling berat saat di Aconcagua, gunung keempat. Di sana banyak hal terjadi. Pertama, waktu mencapai puncaknya paling lama, lalu ada kasus teman yang sakit. Awalnya bareng bertiga, kini sisa berdua. Di sana juga kami kena badai besar dengan kecepatan 40 kilometer per jam.

Kalau kendala lainnya lebih umum, misalnya medan latihan yang tidak pernah sama, membutuhkan alat-alat dari luar dan harus shipping, belum lagi kena pajak yang tidak murah. Jadinya harus punya strategi sendiri.

Mathilda: Kondisi kami sebagai perempuan pun beda dengan laki-laki yang bisa lebih leluasa. Misal, kami harus mengatasi masa menstruasi di gunung, itu saja sudah bikin capek dan sakit fisik. Kalau mau buang air pun kan enggak bisa sembarangan.

Masalah apa saja yang khas pendaki perempuan?

Fransiska: Kalau secara fisik tidak jauh berbeda. Bedanya lebih ke bagaimana merespons sesuatu. Saya pernah tanya salah satu senior, bagaimana pas di puncak? Excited apa enggak? Dia cuma bilang biasa aja. Responsnya datar. Paling hanya bilang, ya dingin, licin....

Mathilda: Enggak ada rasa emosionalnya sama sekali, he-he-he. Kalau kami kan lebih excited ya, bisa sampai nangis sesenggukan pas sampai puncak. Roller coaster banget kalau kami ini, tapi di satu sisi tentu harus mengatur emosi juga, apalagi saat menghadapi siklus bulanan.

Pernah terpikir untuk menyerah?

Fransiska: Udah enggak terpikirkan. Kalau sekarang lebih ke mengeluh capek dan mempertanyakan dulu gue kesambet apa jadi pengen ikutan yang kayak gini? Ha-ha-ha. Tabu ya buat kami kalau memikirkan soal menyerah atau yang aneh-aneh. Mengeluh enggak apa-apa, itu masih manusiawi. Jadinya lebih ke ingat tujuan awalnya saja. Tujuan kami kan lebih besar, yaitu bukan untuk kami saja, tapi untuk Indonesia dan kami sudah berjalan sejauh ini.

Setelah seven summit, apa target selanjutnya?

Mathilda: Di dunia pendakian itu masih ada beberapa lagi, seperti grand slam, pendakian menaklukkan tiga tempat istimewa, yakni Kutub Utara, Kutub Selatan, dan pegunungan Everest;  pendakian 14  puncak gunung tertinggi di dunia; ada juga mendaki tujuh gunung berapi di dunia.

Fransiska: Setelah lulus seven summits, lebih ke mensyukuri kesempatan yang ada, selesaikan kuliah. Sudah dapat ilmu yang lumayan selama ini, siapa tahu bisa kasih masukan untuk taman-taman nasional di dalam negeri karena pengelolaan taman nasional di luar bagus sekali. Semoga perjalanan kami pun nanti bisa dibukukan. Berbagi cerita, menyemangati sesama perempuan, kalau kami yang menulis pasti bisa lebih humanis, he-he-he.

***

Biodata:

Fransiska Dimitri

Jakarta, 4 Oktober 1993

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Parahyangan

Mathilda Dwi Lestari

Jakarta, 26 September 1993

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Parahyangan

Pendakian seven summits:
- Gunung Carstensz Pyramid (4.884 meter), 13 Agustus 2014
- Gunung Elbrus (5.642 meter), 15 Mei 2015
- Gunung Kilimanjaro (5.895 meter), 24 Mei 2015
- Gunung Aconcagua (6.962 meter), 31 Januari 2016
- Gunung Vinson Massif (4.892 meter), 5 Januari 2017

Pendakian dalam negeri:

Gunung Gede, Sindoro, Sumbing, Burangrang, Cikurai, Rakutak, Papandayan, Wayang, Putri Argopuro, Rengganis, Ciremai, Pangrango, Bromo, dan Semeru.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


6 Fakta Menarik Gunung Andong, Tiket Murah dan Pemandangannya Indah

48 hari lalu

Bagi pendaki pemula, bisa memilih Gunung Andong untuk melakukan pendakian. Tingginya sekitar 1.726 mdpl. Ini fakta menarik Gunung Andong. Foto: Canva
6 Fakta Menarik Gunung Andong, Tiket Murah dan Pemandangannya Indah

Bagi pendaki pemula, bisa memilih Gunung Andong untuk melakukan pendakian. Tingginya sekitar 1.726 mdpl. Ini fakta menarik Gunung Andong.


4 Dampak Erupsi Gunung Marapi, Termasuk Menewaskan 23 Pendaki Gunung

18 Desember 2023

Gunung Marapi yang mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin 4 Desember 2023. Gunung dengan ketinggian 2.891 mdpl itu mengalami beberapa kali erupsi dan embusan sejak Minggu 3 Desember 2023 dengan status berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yakni waspada level II.  ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
4 Dampak Erupsi Gunung Marapi, Termasuk Menewaskan 23 Pendaki Gunung

Erupsi Gunung Marapi bawa dampak buruk bagi masyarakat. Ditemukan 23 jenazah pendaki gunung, banjir di beberapa titik sungai, dan lainnya


29 Pendaki Korban Gunung Marapi Asal Riau, 3 Tewas, Mahasiswa Unri dan UIR

6 Desember 2023

Proses evakuasi pendaki tewas akibat erupsi Gunung Marapi di Nagari Batu Plano, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa, 5 Desember 2023. Foto: Tim Gabungan Penanganan Darurat Erupsi Gunung Marapi
29 Pendaki Korban Gunung Marapi Asal Riau, 3 Tewas, Mahasiswa Unri dan UIR

Sebanyak tiga dari 29 orang pendaki asal Provinsi Riau meninggal dunia akibat terdampak erupsi Gunung Marapi (2.982 mdpl) yang terjadi pada Minggu.


Update Korban Erupsi Gunung Marapi, 18 Meninggal Dunia

6 Desember 2023

Proses evakuasi pendaki tewas akibat erupsi Gunung Marapi di Nagari Batu Plano, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa, 5 Desember 2023. Foto: Tim Gabungan Penanganan Darurat Erupsi Gunung Marapi
Update Korban Erupsi Gunung Marapi, 18 Meninggal Dunia

Informasi terbaru tentang erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat yang menyebabkan sejumlah pendaki terjebak dan mengakibatkan korban jiwa.


10 Pendaki Terjebak Erupsi Marapi Masih Dalam Proses Pencarian

5 Desember 2023

Proses evakuasi pendaki yang terjebak pasca erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat. Tim gabungan sedang membawa 1 orang korban yang selamat dari puncak Gunung Marapi. Foto: Fachri Hamzah/tempo.
10 Pendaki Terjebak Erupsi Marapi Masih Dalam Proses Pencarian

Erupsi Marapi yang masih terus berlangsung jadi kendala bagi tim SAR gabungan.


Tim SAR Gabungan Belum Temukan 12 Pendaki yang Terjebak Erupsi Gunung Marapi

4 Desember 2023

Mobil ambulan membawa korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Marapi, di posko bencana Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin, 4 Desember 2023. ANTARA/Iggoy el Fitra
Tim SAR Gabungan Belum Temukan 12 Pendaki yang Terjebak Erupsi Gunung Marapi

Masih ada 8 orang para pendaki lagi yang masih dalam tahap evakuasi. Delapan orang tersebut berada di kawasan Puncak Gunung Marapi.


26 Pendaki Gunung Marapi yang Meletus Masih dalam Proses Evakuasi

4 Desember 2023

Tim SAR melakukan evakuasi korban erupsi Gunung Marapi yang mengalami luka bakar di jalur pendakian proklamator, Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin 4 Desember 2023. Hingga pukul 04.30 WIB, Tim SAR Gabungan sudah mengevakuasi tujuh orang pendaki yang menjadi korban erupsi Gunung Marapi yang meletus pada Minggu 3 Desember 2023, sisanya 28 orang lagi akan dievakuasi secara estafet. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
26 Pendaki Gunung Marapi yang Meletus Masih dalam Proses Evakuasi

Puluhan pendaki gunung yang terjebak erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat masih dalam proses pencarian.


Media Asing Beritakan Meletusnya Gunung Marapi, 11 Pendaki Tewas 12 Hilang

4 Desember 2023

Tim SAR melakukan evakuasi korban erupsi Gunung Marapi yang mengalami luka bakar di jalur pendakian proklamator, Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin 4 Desember 2023. Hingga pukul 04.30 WIB, Tim SAR Gabungan sudah mengevakuasi tujuh orang pendaki yang menjadi korban erupsi Gunung Marapi yang meletus pada Minggu 3 Desember 2023, sisanya 28 orang lagi akan dievakuasi secara estafet. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Media Asing Beritakan Meletusnya Gunung Marapi, 11 Pendaki Tewas 12 Hilang

Tim penyelamat Indonesia telah menemukan mayat 11 pendaki setelah letusan Gunung Marapi di Sumatera Barat.


7 Fakta Menarik Gunung Lawu, Ada Warung Paling Tinggi

17 November 2023

Pendaki mengibarkan bendera Merah Putih sambil menyanyian lagu kebangsaan Indonesia Raya saat memperingati Hari Ulang Tahun ke-74 Proklamasi Kemerdekaan RI di kawasan Puncak Gunung Lawu Magetan, Jawa Timur, Sabtu, 17 Agustus 2019. ANTARA/Siswowidodo
7 Fakta Menarik Gunung Lawu, Ada Warung Paling Tinggi

Gunung Lawu bisa dibilang menjadi destinasi favorit bagi pendaki dengan ketinggian 3.265 meter. Ketahui beberapa fakta menarik Gunung Lawu berikut.


Kebakaran Gunung Lawu, Bagaimana Kondisi Warung Mbok Yem yang Populer Bagi Para Pendaki Gunung?

4 Oktober 2023

Warung Mbok Yem di Gunung Lawu. foto/wikipedia.org
Kebakaran Gunung Lawu, Bagaimana Kondisi Warung Mbok Yem yang Populer Bagi Para Pendaki Gunung?

Kebakaran menghanguskan lahan dan hutan Gunung Lawu. Apa kabar warung Mbok Yem yang populer bagi para pendaki gunung?