TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia menarik minat wisatawan dari Eropa Timur. Di kawasan tersebut banyak terdapat wisatawan backpacker yang suka bepergian mengunjungi negara-negara yang dinilai eksotis. Namun, sayangnya, banyak potensi wisata Indonesia yang belum dikenal oleh masyarakat di kawasan tersebut.
"Indonesia punya banyak potensi yang menarik wisatawan, wilayah yang luas dengan beragam tradisi dan kebudayaan," kata Vlado Sestan, jurnalis asal Kroasia, di acara makan malam Journalist Visit Program (JVP) 2017 yang digelar Kementerian Luar Negeri RI di Restoran Palalada, Grand Indonesia, Jakarta, Minggu, 7 Mei 2017.
Vlado menjelaskan, di negaranya banyak sekali backpacker yang senang bepergian ke negara-negara seperti Indonesia. Hal yang serupa disampaikan Barany Robert Balazs, wartawan asal Hungaria. "Dari para backpacker ini kemudian bisa membuat wisatawan lain tertarik berkunjung ke negara-negara yang mereka kunjungi," katanya.
Baik Vlado maupun Robert mengungkapkan Bali merupakan tujuan wisata yang populer di Eropa Timur. Tapi banyak yang tidak tahu bahwa Bali merupakan bagian dari wilayah Indonesia. "Bali populer sejak 20 tahun lalu, terutama setelah beberapa rocker dunia berkunjung ke Bali," kata Vlado. Dia sendiri pernah beberapa kali berkunjung ke Indonesia tapi belum pernah ke wilayah Sumatera.
Menurut dia, potensi daya tarik Indonesia adalah keragaman budaya yang kaya dan beragam. Dibandingkan dengan wisata pemandangan alam atau pantai, keragaman budaya berpotensi menjadi daya tarik sepanjang tahun. "Wisata di daerah pantai hanya menarik di musim tertentu," kata Vlado.
Namun, sayangnya, keragaman budaya ini belum banyak dikenal dunia. Dia menyarankan menjadikan hal ini sebagai salah satu poin promosi wisata Indonesia.
Selain keanekaragaman budaya, menurut Vlado, penarik wisatawan lainnya adalah kuliner. Dia memberi contoh kuliner Thailand yang sudah terkenal di seluruh dunia. "Masakan Indonesia banyak yang enak-enak. Lagi pula, orang bilang cinta datangnya dari perut," kata Vlado sambil tertawa.
Keuntungan lain yang dapat dimanfaatkan Indonesia, menurut Vlado, adalah banyaknya promosi tiket pesawat dari maskapai penerbangan, terutama dari Qatar belakangan ini ke sejumlah kota di Asia, termasuk Indonesia. "Pernah ada dalam satu promosi harga tiket hanya sekitar 500 euro," kata jurnalis Travel-Advisor.eu ini.
Menurut Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri RI Siti Sofia Sudarma, para peserta JVP 2017 kali ini akan mengunjungi Jakarta, Sumatera Utara, Yogyakarta, dan Bali. "Mereka tidak hanya melihat potensi wisata, tapi juga sentra-sentra ekonomi di wilayah itu," kata Sofia kepada Tempo.
Selain mengundang wartawan dari Eropa Timur, pada JVP 2017 kali ini, Kementerian Luar Negeri RI mengundang sejumlah wartawan Asia antara lain Thailand dan Cina. Selain Vlado dan Robert, peserta JVP lainnya antara lain Gabriela Romana Ionescu, kepala desk internasional kantor berita nasional Rumania, Agerpres, Monar Gabor dari Hungaria, Liu Chenguang dan Ren Ziyu dari Cina, serta Piyapan Pinthong dan Wisanu Kenkobsri dari Thailand.
NATALIA SANTI