TEMPO.CO, Jakarta - Keraton Yogyakarta menyerahkan ubo rampe atau perlengkapan labuhan Gunung Merapi kepada juru kunci Gunung Merapi, Mas Kliwon Suraksohargo, di kantor Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Kamis, 27 April 2017. Dalam acara ini, juru kunci Merapi didampingi Camat Cangkringan Edy Harmana.
Baca juga: Warga Mulai Persiapkan Puncak Upacara Adat Labuhan Merapi
Upacara penyerahan ubo rampe labuhan Gunung Merapi dilakukan abdi dalem Keraton Yogyakarta bersama Camat Depok, Kepala Desa Caturtunggal, Kepala Desa Condongcatur, dan Kepala Desa Maguwoharjo. Turut hadir dalam penyerahan tersebut, Kepala Bidang Peninggalan Budaya dan Tradisi Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman Siswanto dan sejumlah tokoh masyarakat. Juga, ada komunitas relawan di lereng Merapi.
"Labuhan Merapi ini merupakan kegiatan rutin tahunan setiap 30 Rejeb (kalender Jawa) dalam rangka memperingati Jumenengan Dalem (naik takhta) Sri Sultan Hamengku Buwono X," kata Edy Harmana. Labuhan Merapi dilakukan dengan tujuan memohon perlindungan dan keselamatan untuk warga lereng Merapi serta masyarakat Yogyakarta pada umumnya.
Setelah diterima Camat Cangkringan, ubo rampe selanjutnya diserahkan kepada Kepala Desa Umbulharjo, kemudian diserahkan kepada Mas Kliwon Suraksohargo. Ubo rampe ini akan disemayamkan semalam di Joglo Kinahrejo atau petilasan rumah Mbah Marijan di Kinahrejo.
Pada Jumat, 28 April, pukul 05.30, semua ubo rampe dilabuhkan di Bangsal Sri Manganti di Pos I Pendakian Gunung Merapi dengan menempuh perjalanan dengan berjalan kaki sekitar dua jam.
Ubo rampe ini terdiri atas sinjang limar satu lembar, sinjang cangkring satu lembar, semekan gadung satu lembar, semekan gadung melati satu lembar, peningset udaraga satu lembar, kambil watangan satu biji, seswangen sepuluh biji, seloratus lisah konyoh satu buntal, yotro tindih dua amplop, dan destar doromuluk satu lembar.
Selain itu, disertakan kembang setaman, nasi tumpeng, ingkung, serta serundeng, yang dibagikan kepada setiap pengunjung selesai upacara labuhan.
ANTARA