Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengintip Serunya Tradisi Mesuryak di Banjar Bongan Gede Bali

image-gnews
Warga Banjar Bongan Gede, Tabanan rebutan uang dalam tradisi mesuryak saat hari raya Kuningan, 15 April 2017. TEMPO/BRAM SETIAWAN
Warga Banjar Bongan Gede, Tabanan rebutan uang dalam tradisi mesuryak saat hari raya Kuningan, 15 April 2017. TEMPO/BRAM SETIAWAN
Iklan

TEMPO.CO, Tabanan -I Gede Putu Gilang Permana, 16 tahun, sibuk menghitung uang yang dia keluarkan dari dalam tas pinggang. Uang sebesar Rp. 610 ribu dari bermacam-macam pecahan itu berhasil ia kumpulkan dalam tradisi Mesuryak di Banjar Bongan Gede, Desa Bongan, Tabanan, Bali.

"Uang ini untuk ditabung, sebagian mau dipakai beli sepatu," katanya, Sabtu, 15 April 2017.

Saat berebut uang bersama warga Banjar Bongan Gede, gerakan kaki Gilang terlihat agak kaku karena menahan sakit. Lutut sebelah kanan kakinya terluka karena terjatuh setelah berbenturan dengan teman-temannya. "Ya enggak boleh tersinggung apalagi marah. Menjalankan tradisi ini kami harus gembira," tuturnya.

Mesuryak adalah tradisi yang hanya ada di Banjar Bongan Gede, walaupun di Desa Bongan terdapat 7 banjar. Tradisi ini rutin dilaksanakan setiap 210 hari, atau 6 bulan dalam perhitungan kalender Bali, yakni setiap hari raya Kuningan.

Menurut keyakinan warga Bongan Gede ketika Hari Raya Galungan roh para leluhur mereka turun ke bumi sampai hari raya Kuningan. “Mesuryak ini ungkapan simbolik salam perpisahan dengan roh para leluhur kembali ke alamnya,” kata Klian Adat Banjar Bongan Gede I Nyoman Parwata.

Mesuryak dimulai pukul 10.00 sampai 12.00, karena warga di sana meyakini saat siang roh leluhur mereka telah kembali ke alam baka. Parwata menjelaskan mesuryak berarti sorak-sorai, maka warga harus berbahagia. Walaupun, ujar dia, beberapa di antara warga ada yang luka ringan karena benturan dan terjatuh saat rebutan uang.

Semua kegiatan melempar dan rebutan uang dilaksanakan di sepanjang jalan umum Banjar Bongan Gede. Saat kegiatan berlangsung tidak ada penutupan atau pengalihan arus. Pengendara sepeda motor dan mobil masih bisa melintas, namun mereka perlu bersabar menunggu sejenak ketika warga sedang berebut uang. Pecalang (petugas keamanan adat) yang mengatur arus kendaraan bermotor yang melintas.

Aksi melempar uang ke udara ini sangat menarik perhatian. Tak jarang ada beberapa pengemis yang datang. "Pecalang sudah antisipasi itu," kata Parwata.

Pada 1980-an perayaan tradisi Mesuryak masih menggunakan pipis bolong (uang kepeng). Namun selanjutnya penggunaan uang yang resmi digunakan alat tukar digunakan untuk menambah kemeriahan dan daya tarik karena bisa dibelanjakan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tidak ada ketentuan jumlah uang untuk merayakan tradisi ini. Semua itu, kata Parwata, disesuaikan dengan kemampuan ekonomi masing-masing keluarga. Ada keluarga yang menyediakan uang sejumlah Rp. 300 ribu, ada juga yang sampai Rp. 8 juta. Suasana mesuryak kali ini berbeda dibandingkan tahun lalu, karena banyak warga yang melemparkan uang model baru.

"Ada gairah dari warga yang ingin mengumpulkan uang (model) baru," tuturnya.

I Ketut Alit Subagia, 54 tahun, dikepung puluhan warga yang tertarik melihat lembaran uang Rp. 100 ribu yang dia genggam. Ke mana pun Alit berjalan, warga terus mengikuti pria yang bekerja wiraswasta itu sebelum melempar uang ke udara.

Keluarga besar Alit yang berjumlah 8 KK menyumbang lebih kurang Rp. 8 juta dalam tradisi mesuryak. "Ini tidak memberatkan kami dan tidak berpikir timbal balik," ucapnya. "Kami bahagia bisa berbagi."

Saat warga rebutan uang, lebih dominan diikuti para laki-laki. Tetapi bukan berarti perempuan tidak ada yang tertarik untuk bersaing merebut uang di udara. "Dapat cuma Rp. 30 ribu-an," kata Luh Gede Kumara Dewi, 20 tahun. Luh berhasil mengumpulkan beberapa lembar uang Rp. 1000, Rp. 2000, dan Rp. 5000.

Walaupun sempat beberapa kali terkena benturan di punggung dan tangan, namun Luh tidak terlalu mempedulikan itu. "Ya agak takut, tapi tertarik ingin merasakan kemeriahan, juga mau mendapat uang," katanya sambil tersenyum.

BRAM SETIAWAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Ucapan Sungkeman dalam Tradisi Jawa Saat Lebaran

15 hari lalu

Reino Barack melakukan sungkem pada ibu mertuanya Wati Nurhayati saat prosesi sungkeman pada acara penikahan dengan Syahrini yang digelar di Masjid Camii, Tokyo, Jepang, 27 Ferbruari 2019.  Syahrini dan Reino Barack kompak membagikan foto lamaran, kali ini keduanya mengunggah momen sungkeman sebelum menjalani prosesi akad nikah. Instagram/@reinobarack
3 Ucapan Sungkeman dalam Tradisi Jawa Saat Lebaran

Tradisi sungkeman biasanya dilakukan oleh anak kehadapan orang tuanya saat lebaran.


Tips Belanja Online Aman di Masa Lebaran

15 hari lalu

Ilustrasi belanja online / e-commerce. freepik.com
Tips Belanja Online Aman di Masa Lebaran

Agar terhindar dari menjadi korban penjahat siber saat belanja online di masa Lebaran, simak tips berikut ini.


Hari Raya Horor

17 hari lalu

Hari Raya Horor

Film horor Siksa Kubur karya Joko Anwar dan Badarawuhi di Desa Penari karya Kimo Stamboel berebut penonton di bioskop pada masa libur Lebaran.


Cegah Penularan Flu Singapura, Hindari Cium dan Pegang Balita Saat Silaturahmi Keluarga

17 hari lalu

Ilustrasi balita bantu orang tua. Foto : Fatherly
Cegah Penularan Flu Singapura, Hindari Cium dan Pegang Balita Saat Silaturahmi Keluarga

Orang dewasa harus menghindari mencium balita ketika berkumpul bersama keluarga di momen Lebaran demi mencegah anak tertular flu singapura.


Sejarah Parsel Lebaran, Dari Simbol Balas Budi Hingga Dicurigai sebagai Gratifikasi

19 hari lalu

Hampers Lebaran (Sumber: Instagram @les.celle)
Sejarah Parsel Lebaran, Dari Simbol Balas Budi Hingga Dicurigai sebagai Gratifikasi

Kebiasaan berkirim parsel tak pernah luntur, khususnya pada masa Lebaran. Bagaimana perkembangan tradisi ini di Indonesia?


Dinantikan Tiap Jelang Hari Raya, Siapa Pertama Kali Pencetus THR?

23 hari lalu

Ilustrasi Uang THR. Shutterstock
Dinantikan Tiap Jelang Hari Raya, Siapa Pertama Kali Pencetus THR?

Konsep pemberian THR telah ada sejak awal 1950. Pencetusnya adalah Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia dari Partai Masyumi.


Inspirasi Busana Lebaran di Hari Raya

24 hari lalu

Indonesia Fashion Week 2024 bisa menjadi inspirasi untuk memilih model dan warna busana Lebaran.
Inspirasi Busana Lebaran di Hari Raya

Indonesia Fashion Week 2024 bisa menjadi inspirasi untuk memilih model dan warna busana Lebaran di Hari Raya.


Bingkisan Lebaran, Apa Perbedaan Parsel, Hampers, dan Gift Box?

25 hari lalu

Pedagang menyelesaikan pembuatan parsel Lebaran di kawasan Cikini, Jakarta, Selasa, 27 April 2021. TEMPO/Tony Hartawan
Bingkisan Lebaran, Apa Perbedaan Parsel, Hampers, dan Gift Box?

Pemberian bingkisan saat hari raya, salah satunya Lebaran sebagai cara menjalin silaturahmi kepada kerabat, saudara, atau rekan kerja


Benarkah THR 100 Persen ASN Tak Bisa Mendongkrak Perekonomian? Ini Kata Bank Indonesia

33 hari lalu

Pembeli beristirahat di pusat perbelanjaan Tanah Abang, Jakarta, Kamis 14 Maret 2024. Pemerintah akan kembali menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 1 persen menjadi 12 persen, yang mulai berlaku pada tahun depan atau per 1 Januari 2025.  TEMPO/Tony Hartawan
Benarkah THR 100 Persen ASN Tak Bisa Mendongkrak Perekonomian? Ini Kata Bank Indonesia

Pemerintah akan menggelontorkan anggaran sebesar Rp99,5 triliun untuk THR dan gaji ke-13 aparatur sipil negara tahun ini.


Utamakan THR untuk Kebutuhan Hari Raya, Bukan Biaya Hidup Harian

34 hari lalu

Ilustrasi Uang THR. Shutterstock
Utamakan THR untuk Kebutuhan Hari Raya, Bukan Biaya Hidup Harian

Gunakan uang THR sesuai namanya, untuk menunjang kebutuhan hari raya, bukan untuk biaya hidup sehari-hari.