TEMPO.CO, Minahasa Tenggara - Penggunaan bom ikan oleh sejumlah nelayan di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, dapat mengancam sektor pariwisata di daerah tersebut. Hal ini disampaikan Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gemma Mitra Viddy Ngantung.
"Aksi pengeboman ikan di sekitar perairan di Minahasa Tenggara mempunyai dampak buruk bagi sektor pariwisata di daerah ini," kata Viddy di Ratahan, Selasa, 28 Maret 2017.
Viddy mengungkapkan, wilayah perairan Minahasa Tenggara tak hanya menjadi obyek wisata andalan daerah, tapi juga salah satu destinasi para wisatawan di Provinsi Sulawesi Utara.
"Sangat disayangkan jika keindahan bawah laut perairan di Minahasa Tenggara dirusak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dengan menggunakan bom ikan," katanya.
Dia pun berharap aksi tersebut segera mendapatkan perhatian dari pemerintah dan aparat hukum agar menindak para pelaku.
Sementara itu, juru bicara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa Tenggara, Franky Wowor, mengaku prihatin dengan masih adanya aksi pengeboman ikan. "Kami menyayangkan aksi-aksi para nelayan yang menggunakan bom untuk menangkap ikan di sekitar perairan Minahasa Tenggara karena hal tersebut sangat merusak," katanya.
Pemkab, kata dia, akan bekerja sama dengan aparat hukum terkait untuk mencegah aksi pengeboman ikan di wilayah perairan setempat. Mereka juga akan terus mensosialisasikan dampak buruk penggunaan bom ikan. "Kami akan bekerja sama dengan aparat hukum untuk menindak aksi-aksi yang merusak tersebut," katanya.
Franky pun mengimbau masyarakat untuk melapor kepada pemerintah desa atau kepada aparat hukum jika mendapati aksi pengeboman ikan di sekitar perairan Minahasa Tenggara.