TEMPO.CO, Batam - Tidak memiliki keindahan alam semolek Pulau Bali, pemerintah Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, menggunakan kedekatan geografisnya dengan Singapura dan Malaysia sebagai modal mengembangkan industri pariwisata. Maka Batam mengembangkan paket wisata ke tiga kawasan itu untuk ditawarkan ke pelancong.
"Caranya, kami mengajak Asosiasi Pengelola Wisata (Asita) Singapura dan Malaysia untuk bekerja sama agar wisatawan yang ke Singapura dan Malaysia juga singgah ke Batam," kata Asisten Ekonomi ddan Pembangunan Pemkot Batam, Gintoyono Batong, Rabu, 15/03.
Hal itu disampaikannya saat menerima rombongan wartawan dan staf Humas Pemprov Bali yang dipimpin Asisten Administrasi Umum Pemprov Bali, I Gusti Ngurah Alit, dan Kabag Publikasi Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali, Made Ady Mastika.
. Batam memang hanya berjarak 14 mil dari Singapura (sekitar satu jam pperjalanan), demikian juga dengan Malaysia. Gintoyono mengatakan, alih-alih sebagai pesaing, maka Singapura dan Malaysia mereka ajak bekerja sama. Batam menjadi paket tambahan untuk wisata di Singapura dan Malaysia.
Tentu ajakan itu disertai tawaran yang menjanjikan. Misalnya, dengan mengembangkan wisata kuliner di pinggir laut di Batam saat malam. “Karenanya, kami berusaha mengembangkan budaya bahari untuk menarik wisatawan,” kata Gintoyono
Lalu pemerintah juga menggelar lomba perahu kecil tanpa awak dan tanpa 'remote control' yang bergerak sesuai arah angin. "Kami sebut dengan lomba Jong. Ada pula kawasan wisata olahraga pantai yang kami kembangkan untuk skala internasional di Pantai Lagoi," kata Gintoyono.
Selain itu, pemerintah Kota Batam juga membenahi daerah tujuan wisata kepulauan, di antaranya Pulau Natuna yang akan menjadi pulau militer. Juga pulau-pulau lainnya, seperti Bintan, Anambas dan Tanjung Pinang.
Pada 2017 ini industry wisata Batam ditargetkan didatangi 2,5 juta turis. Target itu menjadi bagian dari target 15 juta wisatawan secara nasional pada tahun 2017.
Selama ini wisatawan yang datang umumnya dari Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang, dan Korea. Pelancong asal Eropa agak jarang. Ada juga wisatawan Vietnam, karena Batam memiliki Camp Vietnam. “Kamp ini adalah kawasan pengungsi Vietnam yang diasingkan Australia di Batam," katanya.
Pariwisata Terpadu semacam itu Bagi Asisten Administrasi Umum I Gusti Ngurah Alit merupakan hal menarik untuk dipelajari. "Tahun 2016, sektor industri jasa pariwisata memang mendongkrak pertumbuhan ekonomi Bali ke angka 6,04 persen, karena itu kami ingin belajar kepada Batam terkait upaya yang dilakukan dalam mengembangkan sektor industri pariwisata yang ada," katanya.
ANTARA