TEMPO.CO, Jakarta - Warga muslim keturunan India di Kota Padang, Sumatera Barat, punya tradisi unik yang digelar setiap 1 Jumadil Akhir penanggalan Hijriyah. Nama tradisi itu sebar gulo (tabur gula). Setiap tanggal tersebut, mereka berkumpul membagikan tiga ton gula pasir di jalan Pasar Batipuh, depan Masjid Muhammadan, Kecamatan Padang Selatan.
“Gula itu dibagikan dengan cara melemparnya dari atas masjid kepada warga sekitar," kata Ketua Himpunan Keluarga Muhammadan Padang Ali Khan Abu Bakar, Senin, 27 Februari 2017. Gula itu dibungkus dengan kain warna-warni setiap 100 atau 500 gram.
Ali mengatakan tradisi ini adalah bagian dari rangkaian kegiatan memperingati hari lahir Souhul Hamid pada 1 Jumadil Akhir. Souhul Hamid adalah salah seorang penyebar agama Islam, dan gula merupakan sesuatu yang manis, yang harus dibagikan kepada sesama.
Warga membungkus gula dengan kain perca warna-warni (Antara)
"Kegiatan ini juga sudah menjadi suatu kebudayaan kami yang sudah dilakukan ratusan tahun lalu," ujar Ali.
Persiapan untuk tradisi ini hanya butuh tiga hari. Warga tidak dipaksa mengumpulkan gula. “Karena sudah tradisi, maka dalam tiga hari telah terkumpul," ujarnya. Gula pasir yang dikumpulkan tersebut dibungkus dengan kain berwarna-warni. Kemudian, bungkusan gula ini dilemparkan dari atas atap masjid Muhammadan oleh 15 orang pria.
Namun, sebelum tebar gula dimulai, dilakukan ritual pemasangan bendera pada bagian sisi masjid dengan seutas tali sepanjang 20 meter. Lalu dilanjutkan dengan pembacaan selawat, pembacaan doa bersama, kemudian pelemparan gula pun dilakukan.
Bungkusan gula beterbangan dan ratusan warga pun berebut di bawah untuk mendapatkan gula yang dipandang sebagai simbol keberkahan.
Warga siap menerima bungkusan gula yang dilempar dari atas masjid (Tempo/Andri El faruqi)
Salah satu warga keturunan muslim India, Haria, yang membawa serta keluarga untuk mengikuti tradisi tersebut, mengaku kegiatan ini sangat bermanfaat sekali. ”Bisa menjadi ajang hiburan bagi keluarga sekaligus pengenalan budaya keturunan,” kata dia.
Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah mengatakan budaya ini harus dijaga kelestariannya. "Ini akan menjadi agenda tahunan berupa festival dengan acara puncak serak gulo ini,” ujar dia.
ANTARA