TEMPO.CO, Jakarta - Menyusuri Sungai Mahakam sepanjang 920 kilometer di Kalimantan Tengah, pelancong dapat menyerap tiga budaya sekaligus. Budaya pesisir, budaya pedalaman, serta budaya keraton. Tentu saja masih ditambah keindahan panorama di sepanjang tepi sungai.
Untuk mewujudkan hal itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur tengah menggagas pengembangan wisata sungai dengan kapal pesiar. “Karena sungai ini memiliki keunggulan komparatif yang tidak dimiliki sungai lain di Indonesia,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur Syafruddin Pernyata, Kamis, 16 Februari 2017.
Menurut Syafruddin, budaya pesisir ada di Kota Samarinda, budaya keraton di Kutai Kartanegara, dan budaya pedalaman di Kutai Barat sampai Kabupaten Mahakam Ulu.
Meski demikian, ada sejumlah hal yang mesti dibenahi jika wisata kapal pesiar ini hendak dikembangkan. Misalnya, harus dibangun sarana dan prasarana, seperti dermaga pelabuhan. “Itu bisa dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui dinas terkait,” kata Syafruddin.
Sementara Pemerintah Kota Samarinda bisa membina masyarakat agar tidak ada lagi jamban di tepi sungai. Sarana MCK-nya dialihkan ke sisi darat. Sementara dapur yang berada di bagian belakang rumah bisa diubah menjadi beranda depan. “Sehingga akan menambah keindahan rumah-rumah yang ada di tepi Sungai Mahakam," ujarnya.
Senyampang belum ada wisata kapal pesiar, saat ini para wisatawan bisa menyusuri Sungai Mahakam. “Kami sangat berharap Sungai Mahakam benar-benar akan menjadi ikon pariwisata Kalimantan Timur di masa depan," ucap Syafruddin.
ANTARA
Berita lain:
Bagaimana Menuju Tanjung Isuy
Kota Lama Semarang Bisa Ditata Seperti di ...