TEMPO.CO, Jakarta -Pandanglah ia dari ketinggian. Danau Matano itu bagai akuarium alami dan dengan takdir keindahan tak terperi. Bibir danau selalu tersapu gelombang, hingga membuat pasir yang terlihat jelas pada kedalaman 20 meter, bergoyang lembut. Cahaya dari sang surya, membias ke dalam perairan. Demikian elok.
Berita lain: Berburu Ubur Ubur di Raja Ampat
Matano merupakan danau purba atau danau tua yang terbentuk dari tektonik, alias pergeseran lempeng. Apkah karena ini keindahannya menjadi tak terlupakan? Bisa jadi.
Danau Matano yang bermakna mata air itu terletak di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Dengan kedalaman maksimal 590 meter, ini adalah telaga terdalam di Bumi Pertiwi. Berada pada posisi 382 meter di atas permukaan laut, hal itu berarti Danau Matano memiliki kedalaman 208 meter dari permukaan laut itu sendiri (cryptodepresion).
Menurut data dari Badan Konservasi Lingkungan Dunia (WWF) danau tersebut adalah juga yang terdalam di Asia Tenggara. Untuk tingkat dunia, ia menempati peringkat kedelapan terdalam di dunia.
Dengan kondisi seperti itu, untuk bisa memenuhi air hingga memiliki volume 98 kilometer kubik membutuhkan waktu sekitar 4 juta tahun!
Berdiri di pinggrannya, sejauh mata memandang akan disuguhkan hijaunya cekungan bukit yang masih alami. Jika dibayangkan itu mirip dengan mangkuk yang mengelilingi pinggiran telaga.
Beritaa lain: Purwakarta Ancang-ancang Bangun Kampung Air Mbah ...
Menurut Bayu Aji, salah satu anggota komunitas selam setempat, fauna endemik di danau Matano tergolong hewan purba. Salah satunya adalah ikan butini, yang habitatnya hidup di dasar danau. Ikan ini berwarna cokelat dan besarnya bisa mencapai paha orang dewasa.
Hewan langka lainnya adalah kerang serta kepiting danau yang jarang ditemui di tempat lain. Beberapa ikan yang terlihat dari bibir danau adalah ikan pelangi, karena memiliki sisik berwarna-warni yang biasanya dijadikan ikan hias air tawar.
Selanjutnya:Kenapa Ada Goa Tengkorak?