TEMPO.CO, Surabaya - Pemerintah Taiwan melihat potensi besar wisata halal dari negara-negara muslim dunia. Negara itu tengah menggalakkan promosi ke negara-negara berpenduduk Islam besar seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Indonesia.
"Indonesia pasar wisata halal yang sangat besar dan potensial. Kami mengundang warga Jawa Timur berkunjung,” kata Kepala Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taiwan (Taipei Economic and Trade Office/TETO) untuk Surabaya Jeffrey S.C Hsiao.
Jeffrey mengungkapkan, minat turis dari negara-negara muslim meningkat seiring geliat pariwisata di negara itu. Pada 2015, jumlah kunjungan ke Taiwan mencapai 1 juta orang. Ia pun optimistis tahun ini mampu melampaui capaian tahun sebelumnya.
Turis terbanyak berasal dari Jepang dan Korea Selatan. Peningkatan kunjungan wisatawan paling tinggi pada 2015 dengan turis Laos menyumbang kenaikan 80 persen, Thailand sebesar 70 persen, dan Brunei sebesar 73 persen.
Dibandingkan dengan negara lain, jumlah kunjungan turis Indonesia pada 2015 sekitar 140 ribu orang pada Januari-Oktober. “Tahun ini naik sedikit menjadi sekitar 152 ribu pada periode yang sama,” tutur Jeffrey.
Guna mendukung wisata halal, lebih dari 85 tempat di ibu kota Taipei mengantongi sertifikat halal. Selain itu, Taiwan mendirikan kantor TETO kedua di Surabaya setelah Jakarta untuk mempererat hubungan antara Jawa Timur dan Taiwan.
"Dengan mengurus visa langsung dari Surabaya, dan banyaknya hotel dan restoran di tempat wisata Taiwan dengan sertifikat halal, kami berharap minat turis asal Jawa Timur bisa makin tinggi,” tuturnya.
Sejak didirikan Oktober 2015, kantor TETO di Surabaya berfungsi melayani turis dan pebisnis untuk pengurusan visa, serta promosi hubungan kedua pihak di bidang budaya, pendidikan, dan perdagangan.
Langkah ini seiring dengan kebijakan baru pemerintah Taiwan, yakni Kebijakan Baru ke Arah Selatan (New Southbound Policy). “Kami membuka kantor TETO kedua di sini karena Jawa Timur sangat potensial setelah DKI Jakarta,” ucapnya.
Hubungan erat Jawa Timur dan Taiwan terbukti dengan berdirinya sekolah internasional Taiwan di Surabaya. Termasuk lebih dari 200 pengusaha yang berinvestasi di industri tekstil, kimia, dan sepatu.
Selain itu, terdapat lebih dari 240 ribu tenaga kerja asal Indonesia yang kini bekerja di Taiwan. “Jadi, Jawa Timur dan Taiwan sudah memiliki hubungan yang baik sejak lama,” kata Jeffrey, menambahkan.
ARTIKA RACHMI FARMITA