INFO TRAVEL - Kemeriahan Festival Pesona Palu Nomoni di Kota Palu pada 24-26 September 2016 bakal lebih meriah dengan penampilan sepuluh ritual adat Balia antara lain adalah menginjak-injak bara api oleh masyarakat Kaili di Lembah Palu.
Kekuatan magis dalam ritual tersebut diyakini sebagai obat segala jenis penyakit. “Ada sepuluh ritual adat Balia, kemarin sudah disurvei tempatnya. Ritual ini merupakan kekayaan budaya nasional di Tanah Kaili,” kata Sudaryano Lamangkona, panitia Festival Palu Nomoni di Palu, Kamis, 22 September 2016.
Ritual tersebut, kata Sudaryano, terdiri atas ritual Pompoura (tala bala’a) dari Kelurahan Balaroa dan adat Enje Da’a dari Kelurahan Donggala Kodi. Penampilan kedua ritual ini akan digelar di depan rumah makan Taman Ria, Teluk Palu. Kemudian Tampilangi Ulujadi dari Kelurahan Kabonena dan Pompoura Vunja dari Kelurahan Petobo dilaksanakan di Taman Datokarama.
Selain itu, ada ritual Manuru Viata Kelurahan Tipo dan ritual Adat Jinja Kelurahan Lasoani yang akan dilaksanakan di ujung Jembatan 4 Ponulele. Di Tugu Gerhana Matahari Teluk Palu akan digelar Balia Topoledo Kelurahan Taipa dan Vunja Ntana Kelurahan Tanamodindi. Sedangkan ritual Tampilangi Api Kelurahan Kayumalue Pajeko dan Nora Binangga Kelurahan Kavatuna dilaksanakan di pusat rekreasi masyarakat.
Kegiatan tersebut akan dilaksanakan mulai pukul 17.00 Wita dengan tempat di sepanjang 7,2 kilometer Teluk Palu. Selain ritual adat, ada pertunjukan 520 titik obor dan 520 peniup lalove, alat musik tradisional Tanah Kaili.
Wali Kota Palu Hidayat berharap, ritual tersebut menjadi seni pertunjukan yang menarik dalam setiap kegiatan supaya tidak punah. “Melalui pertunjukan itu, generasi sekarang masih bisa menyaksikan tradisi ini,” katanya.
Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar RI Raseno Arya mengatakan pihaknya sudah mendapatkan kabar akan menyediakan sembilan panggung pertunjukan dan lima arena ritual. “Kami yakin sensasinya akan luar biasa dan sangat menghibur,” ujarnya.
Dia menyebut, pembangunan panggung tersebut sudah berlangsung dua hari terakhir diawali dari pembangunan panggung utama seluas 22 x 12 meter sebagai pusat kegiatan pembukaan dan penutupan acara.
Wali Kota Palu menambahkan, panggung Nusantara tersebut dapat didekorasi sesuai adat dan budaya daerah yang ingin tampil. “Ini menjadi sarana bagi daerah untuk mempromosikan keragaman serta keunikan budaya yang dimiliki,” katanya.
Kota Palu di bawah kepemimpinan Hidayat dan Sigit Purnomo Said alias Pasha Ungu periode 2016-2021 akan dibangun dengan visi menjadikan Kota Palu sebagai kota jasa yang berbudaya dan beradab. Jika diprediksi, selama tiga hari penyelenggaraan festival akan terjadi perputaran uang sebesar Rp 248,4 miliar. (*)