TEMPO.CO, Bandung - Sekilas, camilan yang disajikan di Resto dan Kafe D'tuik itu mirip bala-bala atau bakwan. Tapi ukuran dan bahan yang digunakan menyerupai makanan khas Italia, pizza. Namanya pun terdengar hampir serupa, Fizza Sunda.
"Fizza Sunda ini mirip dengan bala-bala, karena digoreng. Bedanya sama pizza, di proses masak dan rotinya. Kalau Fizza Sunda itu seperti adonan bala-bala yang dibentuk bulat tebal lalu digoreng," kata Sandy Kaya Santika, Busines Manager D'tuik, saat ditemui di lokasi, Kamis, 14 Juli 2016.
Fizza Sunda dibuat menggunakan terigu, daging asap, paprika, wortel, dan sosis, dengan taburan keju mozzarella di atasnya. Warnanya kuning keemasan seperti bala-bala. Penyajiannya mirip dengan pizza.
"Setelah setengah matang, dikasih mozzarella, lalu dipanggang sebentar dan diberi saus pizza, " ujar Sandy. Menurut Sandy, Fizza Sunda cocok sebagai teman minum kopi atau teh. Bisa juga sebagai makanan pembuka.
Di Resto dan Kafe D'tuik yang berkonsep tradisional, pengunjung bisa mengkombinasikan makanan ini dengan bala-bala raksasa berdiameter 20 sentimeter yang digoreng tipis dan renyah. Tersedia juga ayam kampung muda digoreng kering yang disajikan dengan mashed potato dan mi kering goreng, ditambah siraman saus khas D'tuik yang gurih dan sedikit asam.
Untuk mengimbangi makanan yang serba berminyak itu, Anda bisa memesan minuman sehat seperti es timun lemon yang sehat dan segar. Paduan antara perasan jeruk nipis, gula cair, serutan timun, dan es membuat mulut kembali kesat dan nyaman.
Restoran dan kafe yang buka setiap hari ini tidak hanya menawarkan makanan dan minuman khas. Terletak di dataran tinggi Bojongkoneng, Bandung Barat, D'tuik juga menawarkan panorama Pegunungan Manglayang yang indah. Selain itu, pengunjung bisa menikmati arena bermain, kebun, dan peternakan.
"Hampir 80 persen yang berkunjung ke sini orang Jakarta. Mereka betah sama pemandangannya, apalagi kalau bawa keluarga," kata Sandy.
DWI RENJANI