TEMPO.CO, Mataram - Para pendaki Gunung Rinjani diminta menjauhi Gunung Baru Jari yang berada di area Danau Segara Anak. Sebabnya, dikhawatirkan ada gas beracun setelah terjadinya erupsi yang terpantau sejak Sabtu malam, 9 Juli 2016.
Peringatan untuk menjauhi Gunung Baru Jari tersebut disampaikan Kepala Pos Pengamatan Rinjani di Sembalun, Mutaharlin, pada Kamis pagi, 14 Juli 2016. "Pendaki diminta tidak mendekati Gunung Baru Jari," katanya.
Mutaharlin mengatakan, sempat terlihat bara api pada Sabtu malam pekan lalu sekitar pukul 21 Wita dan letusan kecil keesokan harinya sekitar pukul 10.00 Wita. “Terlihat asap letusannya di sekitar Rinjani. Sampai hari ini, direkomendasikan tidak mendekati Baru Jari,” ucapnya.
Dia mengkhawatirkan masih ada hamparan lava dan gas yang berbahaya. Menurut Mutaharlin, sejak sebulan terakhir ini, ada puluhan ribu orang atau setiap hari rata-rata 500-600 pendaki yang melakukan perjalanan melalui Pos Sembalun.
Di antara mereka, ada yang fanatik melakukan pendakian ke Baru Jari. Sebab, selain alamnya yang menantang untuk didatangi, gunung itu memiliki daya tarik magis sakral. "Ratusan orang lokal yang dominan ke puncak Baru Jari," tuturnya.
Alam menjadi daya tarik karena hamparan lavanya. Namun, walaupun statusnya hingga kini masih normal, semua wisatawan pendaki diminta tidak melakukan aktivitas di sekitar Baru Jari yang berada di tengah danau.
Baru Jari berada di tenggara Danau Segara Anak. Sedangkan para pendaki biasanya mendirikan kemah di sekitar 1,5 kilometer arah timur laut dan utara Danau Segara Anak yang juga disebut kaldera kawah besar Rinjani.
Adapun pendakian ke Puncak Rinjani memerlukan waktu enam-sembilan jam perjalanan dari Pos Pengamatan Rinjani di Sembalun ke Pos Plawangan, tempat beristirahatnya pendaki sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak. Perjalanan dari Plawangan ke puncak Rinjani pergi-pulang bisa ditempuh dalam waktu enam jam. Danau Segara Anak berada sekitar dua jam perjalanan dari Plawangan.
SUPRIYANTHO KHAFID