TEMPO.CO, Probolinggo - Pengunjung obyek wisata kaldera Gunung Bromo masih belum mengalami kenaikan kendati Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sudah membuka kembali akses obyek wisata tersebut. Hingga lima hari ini sejak wisata kaldera Bromo dibuka pada Sabtu, 27 Februari 2016, Bromo masih belum banyak dikunjungi wisatawan.
Hal ini setidaknya dirasakan pelaku industri pariwisata di kawasan Gunung Bromo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. "Belum ada peningkatan pada angka hunian hotel di kawasan Bromo," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo Digdoyo Djamaluddin kepada Tempo, Rabu siang, 2 Maret 2016. Digdoyo, yang biasa disapa Yoyo, mengatakan pengunjung yang hanya wisatawan lokal saja.
"Pengunjung wisata yang datang paling hanya dari Probolinggo, Lumajang, atau Pasuruan," kata Yoyo. Sebagian besar pengunjung juga tidak akan menginap di hotel atau homestay. "Melihat Bromo sebentar langsung pulang," katanya.
Masih sepinya pengunjung Bromo ini karena informasi ihwal dibukanya kembali akses ke kaldera Bromo masih kurang terekspos. "Mungkin masih banyak yang belum tahu akses Bromo yang kembali dibuka," kata Yoyo.
Dia juga mengatakan dari 14 hotel di kawasan Bromo, yang dihuni wisatawan saat ini paling baru satu-dua kamar per harinya untuk masing-masing hotel. "Peningkatannya belum terasa," kata Yoyo menambahkan.
Kendati belum ada peningkatan secara signifikan pada angka hunian hotel, tapi banyak warung yang sudah mulai buka. "Warung sudah banyak yang buka untuk melayani pengunjung Bromo yang datang," kata Yoyo.
Untuk aktivitas Gunung Bromo sendiri, kata Yoyo, sudah turun. "Sudah normal kembali seperti sebelum erupsi. Asap yang keluar berwarna putih," kata Yoyo.
Dia mengatakan pemandangan kepulan asap Bromo yang fenomenal tidak ada lagi. "Pemandangan the best smoke tidak ada lagi," kata Yoyo. Abu vulkanik yang mengguyur kawasan Bromo sepanjang erupsi sejak awal Desember 2015, sudah hilang terkikis hujan.
Sementara itu, Kepala Balai Besar TNBTS Ayu Dewi Utari mengatakan kawasan kaldera Bromo dibuka terbatas sesuai dengan rekomendasi PVMBG menyusul penurunan status Gunung Bromo menjadi waspada (level dua). "Masyarakat dan wisatawan dapat beraktivitas di kaldera Tengger atau lautan pasir namun tidak diperkenankan untuk ke kawah Gunung Bromo.
"Dalam rangka konservasi ekosistem kawasan Bromo dan menghormati ritual Wulan Kepitu masyarakat Tengger serta pembenahan jalur wisata, kendaraan bermotor tidak diperbolehkan masuk ke kawasan Tengger Laut Pasir, sejak Sabtu akhir pekan kemarin hingga 11 Maret 2016,” katanya.
DAVID PRIYASIDHARTA