TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Turki mengeluarkan paket kebijakan pariwisata senilai US$86,5 juta (Rp1,1 triliun) guna menggairahkan kembali industri tersebut akibat insiden kekerasan dalam negeri dan ketegangan hubungan dengan Rusia.
Paket kebijakan itu diumumkan Perdana Menteri Ahmed Davutoglu kemarin. Paket tersebut antara lain berisi bantuan keuangan senilai US$86,5 juta atau sekitar Rp1,1 trilun untuk para pelaku industri pariwisata.
Davotoglu mengatakan paket kebijakan itu diharapkan mampu menggairahkan pariwisata Turki setelah mengalami kelesuan dalam beberapa bulan terakhir.
"Kita akan mengatasi masalah-masalah ini dan kita akan bisa mempertahankan posisi sebagai salah satu tujuan wisata utama di dunia," kata Davutoglu sebagimana dikutip BBC.co.uk, Selasa (23 Februari 2016).
Kota-kota di Turki, seperti Istanbul dan ibu kota Ankara, diguncang insiden bom bunuh diri, sementara pemerintah Rusia meminta warga negara mereka tak berlibur ke Turki setelah militer Turki menembak jatuh jet tempur Rusia Oktober lalu.
Ketegangan hubungan dengan Rusia bahkan berimbas ke sepak bola.
Pekan lalu ledakan bom bunuh di Ankara menewaskan tak kurang dari 28 orang yang diklaim dilakukan kelompok Kurdi radikal.
Satu organisasi pariwisata mengatakan pemesanan penerbangan dan hotel di Turki turun sekitar 40%. Sedangkan kunjungan wisata ke negara tersebut dengan menggunakan kapal pesiar juga banyak yang mengalami pembatalan.