TEMPO.CO, Mataram – Pariwisata memerlukan kemudahan akses. Sebab lebih cepat aksesnya akan lebih murah biayanya. Selain itu, juga memerlukan fasilitas umum, masyarakat menjadi pelaku utama, adanya investasi untuk mempercepat berkembangnya.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata (Kemenpar) Dadang Rizki Ratman mengemukakannya sewaktu berbicara pada Seminar Keindahan dan Potensi Rinjani Sebagai Geopark Dunia di Hotel Lombok Raya Mataram, Kamis 28 Januari 2016. "Tidak cukup mengembangkan destinasinya. Semuanya harus dikembangkan," katanya.
Menurutnya, wisatawan ingin menikmati keindahan. Tidak ada yang melakukan perusakan. Karena itu disyukuri, Rinjani yang merupakan anugerah keindahan alamnya sebagai daya tarik wisata memiliki prospek. "Tidak hanya potensinya, tapi juga menjadi produk," ujarnya. Menurut dia, geopark selain untuk ilmu pengetahuan juga harus memiliki manfaat ekonomi. Sektor pariwisata paling cepat tumbuh dan menyerap tenaga kerja.
Peneliti Pusat Survei Geologi Badan Geologi Hanang Samodra mengatakan keberhasilan geopark di Cina yang jumlahnya 130 geopark nasional dan 33 geopark global yang ditetapkan The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menghasilkan menghasilkan devisa dari pariwisata sebesar US$ 66 miliar di antaranya 62 persen berasal dari geopark.
Sedangkan Gunung Sewu Pacitan, pendapatan asli daerah (PAD) sektor pariwisata sebelum adanya geopark Gunung Sewu pada tahun 2011 hanya Rp 800 ribu, setelah menjadi Geopark Nasional (2012) dan Global Geopark UNESCO (2015) mencapai Rp 22,5 miliar pada Desember 2015.
Dia berharap Rinjani segera bisa ditetapkan sebagai geopark ke-121 oleh UNESCO. ‘’Keuntungannya selain untuk ilmu pengetahuan juga dipromosikan oleh UNESCO,’’ ucap Hanang Samodra.
Sampai September 2015, ada 120 geopark di 33 negara yang terinci 69 geopark global UNESCO di Eropa tersebar di 23 negara. Antara lain di Austria 3, Belanda 1, Brasil 1, Denmark 1, Finlandia 1, Hungaria 1, Britania Raya 6, Islandia 2, Italia 10, Jerman 5, Kroasia 1, Maroko 1, Norwegia 2, Portugal 4, Prancis 5, Republik Irlandia 4, Rumania 1, Siprus 1, Slovenia 1, Spanyol 11, Turki 1, Uruguay 1, Yunani 5.
Geopark Global UNESCO di Amerika Utara di Kanada sebanyak 2 geopark. Geopark Global UNESCO di 6 negara Asia-Pasifik ada 46 geopark yaitu Cina 33, Indonesia 2, Jepang 8, Korea 1, Malaysia 1, Vietnam 1. Geopark Global UNESCO lintas negara ada tiga yaitu Hungaria-Slovakia 1, Jerman-Polandia 1, Slovenia-Austria 1.
Menurut perekayasa utama Museum Geologi di Bandung Heryadi Rachmat, keberadaan Rinjani yang memiliki danau-kaldera gunung api tertinggi aktif di dunia ini sudah dibicarakan di berbagai negara. Baik seminar nasional maupun internasional antara lain di Sabah Malaysia, maupun di Kuala Lumpur dan Berlin, Jeju Korea. ‘’Peneliti asal Jepang dan Perancis-Indonesia memastikan usia kaldera akibat letusan Samalas Rinjani terjadi 1257,’’ ujar Heryadi Rachmat.
Ahli geologi Indyo Pratomo dari Museum Geologi juga mengutip Babad Lombok yang memaparkan terjadinya letusan gunung tersebut merupakan terdahsyat di dunia. ‘’Ilmuwan Eropa semula mencari sumber-sumber letusan gunung api tidak mengarah ke Indonesia,’’ ucapnya.
SUPRIYANTHO KHAFID