Tempo.co, Subang – Memulai bisnis kuliner sejak 1 April 2014, Rainard Smara Mahardika mantap menjajakan menu ayam hasil eksperimennya, bubuy ayam. Menggunakan merek dagang Bubuy Ayam Ma Ati, dalam sehari dia membuat tujuh ekor bubuy ayam yang dia jual di warungnya yang terletak di di jalan Soeprapto Gang Kenanga 2 No 20 Rt.15/04 Kelurahan Karang Anyar, Subang, Jawa Barat.
Rainard baru mampu membuat sejumlah itu karena proses pembuatan bubuy ayam lumayan sulit dan membutuhkan waktu cukup lama. Seekor ayam setelah disembelih dan dilucuti seluruh bulunya, kemudian dibedah bagian dadanya. “Semua isinya dikeluarkan. Setelah dicuci dengan air panas hingga bersih, ayam satuan itu, kemudian ditiriskan,” kata pria berkaca mata minus ini.
Selanjutnya, Rainhard melumuri ayam dengan racikan bumbu dapur yang sudah dihaluskan. Bumbu dapur yang diracik dan dihaluskan tersebut terdiri dari bawang merah, kemiri, cabai rawit merah, jahe, bawang putih dan lengkuas.
Untuk menghilangkan bau amis, dia menambahkan daun salam, sereh dan daun kemangi secukupnya. Tak ketinggalan garam dan gula merah.
Ayam sudah dilumuri bumbu kemudian dibungkus dengan empat lapis daun pisang, lalu dibubuy atau dibenamkan ke dalam bara api arang sekam yang sudah disiapkan di "lio kecil" berukuran 1 kali 2 meter persegi. “Diamkan selama tujuh hingga delapan jam,” kata Rainhard. Selanjutnya, bubuy ayam pun siap disajikan dan disantap.
Menurut pria yang pernah bekerja di sebuah perusahaan periklanan ini, menyantap bubuy ayam akan lebih terasa enak dan lezat ketika masih dalam kondisi panas atau hangat. Ketika disantap dalam kondisi masih panas atau hangat, semua rasa dan aroma bumbunya terasa kuat.
“Eksperimen kuliner bubuy ayam telah mengubah jalan hidup saya untuk istikomah di jalur usaha kuliner selamanya,” kata Rainhard yang pernah aktif di grup band Venue dan pernah masuk dapur rekaman itu.
NANANG SUTISNA
TEMPO.CO, Jakarta -