TEMPO.CO, Kupang - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara bekerja sama dengan Dinas Kerajinan Nasional Daerah menggelar Flobamora Fashion Festival di Kupang, 22-23 Desember 2015. Festival itu melibatkan puluhan desainer lokal dan perancang busana Musa Widyatmojo.
Dalam dua hari, sejumlah kegiatan digelar, di antaranya pameran, workshop kreasi tenun, serta pagelaran mode oleh penenun lokal serta Musa. Tujuan serangkaian kegiatan itu meningkatkan gairah penenun lokal untuk berkreasi dengan tenun ikat.
Menurut Musa, dalam workshop yang digelar Selasa lalu, penenun lokal sebaiknya mulai berani memadukan tenun ikat dengan kain lainnya untuk dijadikan baju sehari-hari. "Kalau ingin membikin desain modern, tidak usah banyak mikir. Bilang saja itu desain modern atau motif yang Anda bikin," ujarnya pada para penenun NTT di Kupang, kemarin.
Musa juga menganjurkan perancang busana Kupang untuk terus memperkaya wawasan agar tercipta desain-desain baru yang unik dan variatif. "Desain modern tidak harus yang bercerita, beda dengan tenun zaman dulu. Kalau penenun Alor selama ini tidak biasa dengan motif bunga, kenapa tidak mulai bikin? Kan tidak dilarang undang-undang."
Dalam Flobamora Festival, para penenun juga memamerkan sekaligus menjual hasil karya mereka di Mall Lippo Kupang. Motif dan warna tenun ikatnya beragam karena memang setiap daerah di NTT punya ciri khas masing-masing. Tenun Rote, misalnya, dikenal dengan dasar warna hitamnya. Adapun tenun Sumba kaya dengan motif hewan yang menyimbolkan nilai-nilai religius.
ISMA SAVITRI