TEMPO.CO, Jakarta - Festival Budaya Asmat mempertahankan Asmat sebagai situs budaya (culture heritage) dan memperkenalkan Kabupaten Asmat sebagai tujuan wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan mancanegara maupun domestik.
Kabupaten Asmat merupakan hasil pemekaran Kabupaten Merauke yang terletak di selatan Papua dan berhadapan langsung dengan Laut Arafura. Pada 2003, Asmat mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai situs warisan dunia.
Festival budaya Asmat telah diadakan sejak 1981. Sempat terhenti beberapa kali, dan kemudian rutin digelar setiap tahun. Festival ini lahir dari inisiatif pihak Keuskupan Gereja Katolik setempat yang bertujuan melestarikan nilai-nilai budaya Asmat. (Lihat video Objek Wisata Nan Menawan di Sumatera Barat, Indahnya Alam Mengubah Pantai Ini Menjadi Laut Merah)
Asmat sempat menjadi sorotan dunia. Pada 1961, Michael Rockefeller, putra Gubernur New York, Nelson Rockefeller, pernah dinyatakan hilang saat melakukan ekspedisi kedua di wilayah ini.
Asmat dikenal dari karya seni ukir yang unik. Seniman Asmat bisa membuat ukiran tanpa membuat sketsa. Bagi mereka, ukiran kayu dibuat erat kaitannya dengan roh leluhur dan tidak semata dinilai sebagai karya seni. Karya seni menjadi simbol perang, atau pemujaan kepada leluhur sehingga selama berabad-abad, suku Asmat memenuhi keinginan roh leluhur dengan menghasilkan berbagai karya seni luar biasa dalam.
TRAVELOUNGE