TEMPO.CO, Purwakarta - Peserta Festival Egrang di ruas Jalan Martadinata dan Singawinata, Purwakarta, Jawa Barat, membeludak sepanjang Sabtu malam, 8 Agustus 2015. Jumlah peserta meleset jauh dari perkiraan semula.
"Jumlahnya mencapai 30 ribuan peserta," ujar Asep Surya, salah seorang panitia Festival Egrang dan Panggung Nusantara Hari Jadi Kota dan Kabupaten Purwakarta 2015, kepada Tempo.
Semula, kata Asep, peserta yang terdaftar sekitar 7.000 orang, yang terdiri atas siswa SD, SMP SMA, dan SMK sederajat. Setiap sekolah mengikutkan sepuluh orang.
Asep mengimbuhkan, jumlah peserta kemudian bertambah di luar dugaan panitia. "Meledak sampai tiga kali lipat."
Kondisi itu sontak membuat Festival Egrang tampak lebih ramai dan meriah. Puluhan ribu penonton yang tumplek ke ruas jalan yang dilalui para peserta tampak antusias menyaksikannya.
"Baru kali ini saya menyaksikan atraksi egrang yang pesertanya sampai puluhan ribu orang," kata Dian, warga Bandung yang sengaja datang menyaksikan keterampilan bermain egrang dalam acara festival itu.
Dian sangat tertarik dan menikmati suguhan atraksi bermain egrang yang dipertontonkan anak-anak SD. Dia berharap tahun depan festival egrang digelar lagi dengan kemasan yang lebih bagus tentunya.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan momentum Festival Egrang bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran pada filosofi bambu. "Bambu senantiasa menghujam ke dalam tanah dan terus tumbuh tinggi," tutur Dedi.
Adapun nilai-nilai filosofi yang terkandung dalam permainan egrang adalah mengajarkan agar anak-anak mampu berdiri di tanah airnya sendiri. "Dengan tetap tidak takut terhadap bangsa lain," ucap Dedi memberikan tafsirnya.
Dedi berjanji Festival Egrang akan digelar saban tahun bertepatan dengan rangkaian peringatan Hari Jadi Kota dan Kabupaten Purwakarta.
NANANG SUTISNA