Bekantan bekantan ini kerap dijumpai saling berlompatan di ranting dan dahan Pohon Rumbai sepanjang Sungai Hitam. Mereka bercengkrama diantara kelompoknya sembari memilah pucuk daun rambai kala fajar dan penghujung senja hari.
“Bekantan ini tidak tahan panas sehingga keberadaanya gampang ditemui sekitar pukul 06.00 dan 18.30 Wita saja. Selain di waktu waktu itu, mereka sembunyi dalam pohon bakau,” papar Amir.
Dulunya primata bekantan tidak dijumpai di Sungai Hitam ini. Amir yang warga asli Samboja mengisahkan hewan ini memadati Sungai Hitam terjadi selama lima tahun terakhir ini. Mereka bermigrasi dari hulu sungai menuju kawasan yang habitatnya masih rimbun akan bakau.
Amir menduga bekantan ini kerasan dengan habitat alam Sungai Hitam yang masih asri akan pohon bakau maupun daun rambai. Kawasan sungai selebar 20 meter dengan kedalaman mencapai 10 meter ini masih lazim ditemui ikan ikan memiliki nilai ekonomis seperti kakap putih, kakap merah, kerapu, berjenis burung, biawak hingga buaya muara.
“Zaman dahulu air sungainya berwarna hitam akibat daun daun yang membusuk di air,” paparnya.
Sekarang ini air Sungai Hitam sudah berubah warna jadi coklat muda akibat tercemar sedimentasi wilayah hulunya. Amir menyebutkan ada tujuh perusahaan mengantongi izin usaha pertambangan batubara yang membuka operasi di sekitar area hulu Sungai Hitam. Dia menduga perusahaan batubara ini yang telah merubah kondisi lingkungan Sungai Hitam menjadi coklat.
“Perusahaan batubara mulai operasi 10 tahun silam. Meskipun sekarang perusahaan ini sudah tutup, tapi dampak lingkungannya masih kasih rasakan,” sesalnya.
Akibat batubara...