Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

VIDEO: Heboh, Beragam Reaksi tentang Kedai Nazi di Bandung

image-gnews
Soldatenkaffee, kedai kopi di Bandung yang bercorak Nazi. TEMPO/Dicky Zulfikar Nawazaki
Soldatenkaffee, kedai kopi di Bandung yang bercorak Nazi. TEMPO/Dicky Zulfikar Nawazaki
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Begitu video tentang kedai kopi bercorak tentara Jerman ini tayang, dan dibagi ke sosial media, bertebaran komentar, baik tanggapan yang mendukung maupun komentar bernada kontra. Video ini menggambarkan sebuah kafe di Jalan Cikawao, Bandung, yang bernuansa Perang Dunia II. Pada dinding kedai terpajang berbagai ornamen, art poster, dan lambang-lambang militer Jerman, termasuk lukisan pemimpin Nazi, Adolf Hitler, dan simbol Nazi, Swastika.

Tapi, tak cuma itu, di restoran ini dipajang juga poster-poster tentara Amerika dan Jepang. Menurut pemiliknya, Henry Mulyana, walau memasang simbol Nazi, ini bukan berarti mengagung-agungkan Nazi. Seperti lambang swastika, menurut Henry, di Indonesia tidak ada larangan khusus mengenai simbol-simbol tersebut. Henry mengatakan Soldatenkaffe ini merupakan nama yang diambil dari sebuah kafe di Jerman pada masa Perang Dunia II. Soldaten sendiri berarti soldier atau tentara.

Di media sosial Reddit, bermunculan komentar dalam bahasa Inggris, yang kebanyakan bernada kontra. Sebuah akun mengatakan: "Sampah tanah yang tidak mendidik... tidak sensitif terhadap sejarah, sebaiknya toko ini dibuka untuk jenis usaha yang lain."

Yang lain berkomentar: "Ini hal serius yang di Jerman dilarang. Lucunya, orang Indonesia alergi terhadap komunisme tapi oke saja dengan Nazi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Akun lain di Reddit menanggapi: "Nazisme sangat berbeda dengan komunisme. Mengapa orang Indonesia suka Nazi karena pemimpinnya. Saya tidak melihat pemimpin komunis lebih "cool" ketimbang Hitler, terutama kisah hidupnya. Orang Indonesia selalu menyukai sesuatu yang "cool" seperti Hitler, tidak peduli apakah salah atau benar."

Adapula yang secara pribadi tidak melihat ada masalah dengan kedai bertema Nazi, tetapi ia mengkhawatirkan jika ada wisatawan Jerman berkunjung ke kedai itu.

Sementara itu, yang mendukung mengatakan, "Saya pikir kedai ini hanya untuk bernostalgia dengan simbol-simbol Perang Dunia II, bukan untuk menyebarkan ideologi Nazi. Jika kafe ini diarahkan 100 persen Nazi, mereka akan memperkerjakan bule Jerman berambut pirang, bermata biru..."

Dicky Zulfikar Nawazaki/Ngarto Februana

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Kreasi Resep Pisang Ijo untuk Berbuka Puasa yang Enak

4 jam lalu

Bahan makanan pisang ijo bisa dikreasikan menjadi beragam jenis hidangan menarik. Berikut 5 kreasi resep pisang ijo yang bisa Anda recook. Foto: Canva
5 Kreasi Resep Pisang Ijo untuk Berbuka Puasa yang Enak

Bahan makanan pisang ijo bisa dikreasikan menjadi beragam jenis hidangan menarik. Berikut 5 kreasi resep pisang ijo yang bisa Anda recook.


5 Tips Hemat Biaya saat Menonton Konser di Luar Negeri

3 hari lalu

Jewel di Bandara Changi, Singapura. (foto: Jiachen Lin)
5 Tips Hemat Biaya saat Menonton Konser di Luar Negeri

Ada beberapa tips untuk menghemat biaya saat menonton konser di luar negeri


7 Rekomendasi Tempat Kuliner Ramadhan di Bandung yang Kekinian

7 hari lalu

Sudirman Street Food, Bandung. Kuliner malam di Bandung. FOTO/Instagram/sudirmanstreetfood_bandung
7 Rekomendasi Tempat Kuliner Ramadhan di Bandung yang Kekinian

Berikut rekomendasi kuliner Ramadhan di Bandung yang populer dan kekinian. Ada banyak makanan yang bisa dibeli, mulai dari gorengan hingga kolak.


7 Tempat Kuliner Ramadhan di Jakarta yang Ramai dan Lengkap

9 hari lalu

Aktivitas jual beli jajanan di lapak pedagang Bazaar Takjil Ramadhan Benhil di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta, Selasa, 12 Maret 2024. Pedagang musiman di kawasan Bendungan Hilir ini, menjadi salah satu tempat tujuan warga maupun pekerja kantoran untuk berburu makanan takjil buka puasa di bulan Ramadan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
7 Tempat Kuliner Ramadhan di Jakarta yang Ramai dan Lengkap

Ada banyak tempat kuliner Ramadhan di Jakarta yang bisa Anda coba. Seperti kawasan Benhil, Pasar Santa, Blok M, hingga Jalan Sabang.


Lamang Tapai Kuliner Khas Minangkabau Bukan Sekadar Makanan, Ini Filosofinya

11 hari lalu

Lamang Tapai. TEMPO/Febri Yanti
Lamang Tapai Kuliner Khas Minangkabau Bukan Sekadar Makanan, Ini Filosofinya

Walau terdengar tidak biasa, memadukan Lemang dengan tapai ketan cukup populer di Sumatra Barat. Penganan ini disebut Lamang Tapai.


Djakarta Ramadan Fair 2024 Dibuka, Warga Ibu Kota Bisa Jajan Takjil hingga Kerajinan

12 hari lalu

Djakarta Ramadhan Fair 2024  di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, dibuka 15-20 Maret 2024. (Kemenparekraf)
Djakarta Ramadan Fair 2024 Dibuka, Warga Ibu Kota Bisa Jajan Takjil hingga Kerajinan

Djakarta Ramadan Fair 2024 menawarkan kuliner dan produk Ramadan, digelar 15-20 Maret 2024.


Merayakan Ramadan Bersama Aryaduta Menteng: Pengalaman Kuliner Tak Terlupakan

16 hari lalu

Hidangan Ramadan Aryaduta Menteng
Merayakan Ramadan Bersama Aryaduta Menteng: Pengalaman Kuliner Tak Terlupakan

Aryaduta Menteng menghadirkan serangkaian pengalaman kuliner Ramadan yang menggugah selera di tiga restorannya yang berbeda


Warung Blayag Mek Sambru yang Legendaris di Bali, Ada Sejak 1967

18 hari lalu

Warung Blayag Mek Sambru (karangasemkab.go.id)
Warung Blayag Mek Sambru yang Legendaris di Bali, Ada Sejak 1967

Warung blayag kaki lima ini telah ada selama 57 tahun dan berhasil mendapat dua sertifikat nasional berkat konsistensinya.


Pertumbuhan Industri Kuliner Semakin Pesat, Intip Rahasia Kue Mengembang Sempurna

19 hari lalu

Ilustrasi adonan kue. Foto: Freepik.com/Azerbaijan_Stockers
Pertumbuhan Industri Kuliner Semakin Pesat, Intip Rahasia Kue Mengembang Sempurna

Pesatnya pertumbuhan ini tak lepas dari masifnya penggunaan media sosial yang mendorong munculnya tren-tren kuliner kekinian.


Mengenal Blayag, Ketupat ala Bali dengan 15 Lauk

19 hari lalu

Blayag, ketupat ala Bali dengan 15 lauk (denpasarkota.go.id)
Mengenal Blayag, Ketupat ala Bali dengan 15 Lauk

Selain untuk dikonsumsi sehari-hari, blayag yang mirip ketupat ini sering digunakan pada upacara adat.