TEMPO.CO, Bandung - Meski ada penyelenggaraan peringatan Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung pada pertengahan April ini, restoran kontroversial Soldatenkaffee tetap buka seperti biasa.
Kafe yang terletak di Jalan Cikawao, Bandung, itu menarik perhatian publik karena menawarkan restoran bertema Nazi. Tapi, pemiliknya, Henry Mulyana, tidak akan menggiring tamu KAA ke kafe ini. "Kafe ini tidak disukai negara yang membenci Nazi," ujar Henry kepada Tempo.
Henry tidak begitu antusias menanggapi KAA. Menurut dia, tidak ada yang istimewa dengan Konferensi Asia-Afrika.
Henry menegaskan bahwa kafenya bertema Perang Dunia II, bukan menyebarkan paham Nazi. Buktinya, selain memamerkan ornamen-ornamen militer Jerman, dia memajang poster Amerika dan Jepang.
Kafe yang dibuka pada 2011 di Jalan Pasir Kaliki, Bandung, ini memang memasang simbol-simbol Nazi Jerman, seperti swastika, dan lukisan pemimpin Nazi, Adolf Hitler. Kafe ini sempat menghebohkan dunia dan banyak diliput media luar negeri. Henry bahkan sempat dipanggil Pemerintah Kota Bandung.
Soldaten Kaffee der Kommandantur Gross, nama kafe itu dulu, sempat ditutup selama sekitar satu tahun, sebelum dibuka kembali pada Juni 2014.
Soldatenkaffee (bahasa Jerman yang berarti "Kafe Tentara") menawarkan wisata kuliner dengan suasana militer Jerman. Berbagai ornamen militer Jerman, seperti helm, senjata dan seragam, dipajang di sana.
Sejak 2007, Henry memang memiliki ketertarikan terhadap militer Jerman. Ia biasa memakai aksesori perang militer Jerman tersebut saat bermain airsoft gun.
Henry memajang ornamen, poster, dan lambang-lambang militer Jerman tersebut murni karena kesukaannya terhadap militer Jerman. Menurut dia, ini bukan berarti dia mengagung-agungkan Nazi. Lambang swastika, misalnya menurut Henry, di Indonesia tidak ada larangan khusus mengenai simbol tersebut. Henry mengatakan Soldatenkaffe merupakan nama yang diambil dari sebuah kafe di Jerman pada masa Perang Dunia II.
Kini Soldatenkaffe menempati bangunan seluas kurang-lebih 400 meter yang dibagi menjadi tiga ruangan. Sama seperti kafe lain, pengunjung dapat bersantai sambil menikmati beragam makanan dan minuman yang disediakan di kafe ini.
Faza, seorang pengunjung, mengatakan konsep kafe yang unik ini dapat membuatnya kembali merasakan zaman Perang Dunia II.
Setiap sisi ruangan di kafe ini sudah dirancang untuk pengunjung yang ingin berfoto. Pengunjung dapat berfoto dengan pernak-pernik militer Jerman, seperti foto, miniatur tank, dan poster militer Jerman, pada tembok yang didesain seperti habis terkena ledakan bom.
Dari semua makanan yang disediakan terdapat beberapa makanan khas Jerman yang disajikan, seperti schnitzel dan goulash soup.
DICKY ZULFIKAR NAWAZAKI
VIDEO TERKAIT: