TEMPO.CO, Surabaya: Tidak hanya rempeyek, jangkrik juga bisa diolah menjadi serundeng dan botok. Dua jenis menu ini adalah produk lainnya dari Kelompok Tani Elok Mekarsari RW 8, Kelurahan Semolowaru, Kecamatan Sukolilo, Surabaya.
Pembuat serundeng adalah Rusmini anggota kelompok tani itu. Sehari, dia mampu memproduksi 50 bungkus serundeng dengan harga Rp 10-15 ribu per bungkus. Satu bungkus berisi 0,5 ons serundeng.
Sama seperti rempeyek, bagian jangkrik yang kaya protein dicampur dengan serundeng. Tapi sebelumnya, jangkrik lebih dulu diberi bumbu.
Ada pula botok jangkrik yang rasanya tidak berbeda dengan botok-botok lainnya. “Untuk botok dan serundeng ini, biasanya diproduksi sesuai pesanan,” kata Rusmini.
Ketua Kelompok Tani Elok Mekarsari, Ary Widiastuti, mengatakan olahan jangkrik lebih menguntungkan ketimbang beternak jangkrik untuk pakan burung. Semua bermula dari keinginannya mengajukan permohonan bantuan budi daya jangkrik pada akhir 2013 ke Dinas Pertanian Surabaya.
Proposal perempuan yang akrab dipanggil Bu Made itu ternyata disetujui. Sebanyak 6 kotak berisi 15 jantan dan 15 betina jangkrik diterima Ary. "Tapi saya bingung, mau diapakan jangkrik-jangkrik itu," katanya.
Akhirnya, tercetuslah ide untuk membuat olahan jangkrik dan usaha kelompok tani ini berkembang. “Makanan-makanan ini bisa menjadi camilan alternatif yang cukup murah,” kata Ary.
Lihat berita-berita kuliner di sini
AGITA SUKMA LISTYANTI
Terpopuler
Misteri Ceceran Duit di Rumah Fuad Amin
Hitung Duit Fuad Amin, KPK Butuh Waktu Tujuh Hari
Awas, Nama-nama Berikut Ini Terlarang Digunakan!
Kena Razia, Pengendara Ajak Duel Polisi