Organisasi kopi internasional menyatakan varietas kopi terbaik dunia terancam punah. Salah satunya adalah arabika Tipika atau kopi Kalosi, di mana pohon induknya diperkirakan sudah mencapai 250 tahun masih bisa ditemukan di Enrekang dan Toraja. “Ini merupakan aset karena tergolong endemik Celebes, makanya perlu fokus melestarikan,” ungkapnya saat ditemui bulan lalu.
Beberapa upaya dilakukan untuk melestarikan budi daya kopi Kalosi di Celebes. Menurut Badron proses budi daya masyarakat Enrekang masih bergantung pada bibit liar. Karena itu, pada 2011, dia bersama timnya melakukan percobaan organik dengan teknik sambung samping pada 30 hektare tanaman kopi di Bunging, Enrekang.
Baca Juga:
Kopi bercita rasa unik ini, menurut Badron, memiliki kekurangan, yakni jumlah produksinya yang rendah sekali, hanya 1-2 kilogram per pohon, sehingga tidak begitu diminati masyarakat. Hal itu juga yang membuat kopi ini semakin terancam punah.
Peneliti genetik kopi dari Universitas Hasanuddin Andi Ilham Latunra juga melakukan upaya penyelamatan dengan meregenerasi melalui teknologi kultur jaringan. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unhas ini mengambil jaringan daun dari pohon indukan Arabika Tipika yang berusia sekitar 250 tahun di Bu’kang, Kabupaten Toraja.
Dari proses penelitiannya Andi mendapatkan 50 bibit elite kopi arabika Tipika atau kopi Kalosi. Hasil penelitian yang menghabiskan biaya sekitar Rp 100 juta ini kemudian dikembalikan ke Toraja untuk dibudidayakan. Andi juga berencana melakukan pengembangan bibit melalui biji.
IRMAWATI