TEMPO.CO, Yogyakarta - Kotabaru, Yogyakarta, disiapkan menjadi ikon wisata cagar budaya setelah Yogyakarta ditetapkan sebagai Kota Pusaka. Untuk itu, kawasan yang punya banyak bangunan lawas bercorak kolonial ini dibagi menjadi lima kawasan, yakni bunga, cagar budaya, spiritual, kuliner, dan perjuangan.
“Di masing-masing kawasan itu, mulai awal 2015, akan dibangun dengan penanda gapura sebagai pintu masuk,” ujar Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kotabaru Sugiarto, Selasa, 11 Maret 2014.
Sejumlah atribut penunjuk wisata dan papan dokumentasi jalur kawasan juga akan dipasang. “Untuk gapura dan jalur peta di lima kawasan ini anggarannya Rp 50 juta,” kata Sugiarto. Untuk kawasan bunga ditetapkan di sepanjang Jalan Ahmad Jazuli. Sedangkan kawasan cagar budaya meliputi Jalan Suroto, Jalan Abubakar Ali, Jalan Sabirin, dan Jalan Supadi.
Sementara itu, wisata spiritual ditetapkan di Jalan Krasak yang terdapat makam Widoromanis, tempat dimakamkannya Kyai Sumedang, tokoh setempat. Kawasan wisata perjuangan ditetapkan di Jalan Atmosukarto yang menjadi area Monumen Serangan Kotabaru. Kawasan kuliner ditetapkan di Jalan Nyoman Made Oka dan sekitarnya. “Untuk kawasan kuliner ini revitalisasinya disiapkan dengan anggaran Rp 4,8 miliar,” ujarnya.
Dia sudah mengajukan 58 bangunan untuk mendapatkan surat keputusan sebagai bangunan cagar budaya tahun ini. Rencananya, tiap pemilik akan didatangi langsung. “Agar langsung bisa dikomunikasikan dengan pemilik, termasuk sejumlah fasilitas keringanan yang didapatkan, khususnya soal pajak yang harus dibayarkan jika sudah menjadi bangunan cagar budaya,” katanya.
Selain Kotabaru, empat kawasan cagar budaya lain di Kota Yogyakarta telah ditetapkan menjadi prioritas pertama pemerintah untuk merealisasikan program Yogya Kota Pusaka. Kawasan itu meliputi Kotagede, Keraton, Pakualaman, dan Malioboro.
Kepala Bidang Pengendalian Evaluasi dan Laporan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta Wahyu Handoyo menuturkan realisasi program Jogja Heritage akan memakai dana keistimewaan. “Kami sudah melakukan pendekatan pengurus wilayah, seperti Kotabaru dan Kotagede, agar mempersiapkan program pendukung kawasan pusaka itu,” ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Terkait
Tarif Bromo Naik, Turis Asing Batalkan Kunjungan
Festival Kuliner Digelar di Banteng Vastenburg
Passionnee, Roti Rumahan ala Prancis