Tradisi Petani di Festival Memeden Gadu Jepara

Ilustrasi. en.wikipedia.org
Ilustrasi. en.wikipedia.org

TEMPO.CO, Jepara--Tradisi mengusir musuh alami petani, diperkenalkan kembali dalam Festival Memeden Gadu 2013 di Kabupaten Jepara, yang berlangsung Senin (30/9) lalu. Persoalannya, para petani sudah kehabisan cara untuk mengusir hama sebagai musuh alami itu. Ketika mereka sedang menggarap sawah, beragam hama telah mengintainya, seperti: tikus, wereng, belalang, dan burung- burung. "Salah satu cara, kami mengajak petani agar kembali menghidupkan memeden gadu dengan menyelenggarakan festival," kata Waluyo, Ketua Penyelenggara Festival Memeden Gadu, Senin 1 Oktober 2013.

Tema yang diusung adalah "Soko Pari Marang Gusti". Musuh alami hama perusak tanaman itu hampir lenyap diburu orang. Misalnya, ular banyak diburu untuk kepentingan industri dan makanan olahan. Katak, diburu untuk makanan swike. Burung- burung dijaring untuk dijadikan makanan dan hiasan rumah. Karena itu, wajar jika seperti tikus, hama wereng dan sejenisnya semakin merajalela.

Festival itu melibatkan petani yang tergabung dalam Gabungan Masyarakat Peduli Tradisi dan Budaya Jepara. Selain menjaga kearifan lokal, kata Waluyo, juga menghidupkan kembali cara-cara mengusir hama tanaman padi, terutama burung dengan menggunakan orang-orangan sawah, dan tidak menggunakan pestisida.

Selain itu festival itu juga memiliki misi memperkenalkan kepada generasi muda tentang kebudayaan petani setempat dalam mengusir burung yang dianggap mengganggu tanaman padi. Festival itu berlangung di kompelks pemakaman Bolem Desa Kapuk, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara. Ada 200 karya memeden sawah mengikuti festival dengan beragam bentuk.

Menurut panitia lain, Hasan, dengan konsep memeden gadu itu merupakan cara jitu untuk mengusir hama perusak tanaman tersebut. Terutama bagi burung- burung, agar tidak merusak tanaman petani dan tetap lestari keberadaannya. "Cara ini ramah lingkungan," kata Hasan, Koordinator Gabungan Masyarakat Peduli Tradisi dan Budaya Jepara. Memeden sawah itu dikirap bersama nasi setinggi dua meter. Panitia juga melengkapi acara denganpentas music, diskusi budaya hingga penampilan music perkusi.

Dipilihnya Desa Kepuk, karena desa ini sangat potensial pertaniannya, dan sebagian besar masyarakatnya memang petani dan buruh tani. Di Desa itu berpenduduk 5.400 jiwa dengan luas sawah sekitar 266 ha. "Kami dukung karena sekalian upacara sedekah bumi," kata Tarno, Kepala Desa Kepuk.

Sebagian besar petani memang sudah meninggalkan budaya mengusir burung- burung pengganggu tanaman padi ketika menguning dengan alat praga orang- orangan di sawah. "Memeden gadu, itu digerakkan seorang petani dari sebuah gubug dengan tali. Mereka lebih memilih berteriak- teriak atau dengan plastic yang digerak- gerakan," kata Kahar, petani setempat.

Ada 200 memeden gadu diciptakan 100 orang diikutkan dalam festival tersebut. Bentuknya beragam, mulai dari wanita berbusana berjilbab hingga berbusana petani bertopi caping. Dan, lelaki berbusana jawara hingga petani bercaping. Ada yang berpose gaul, seperti bersepeda, berdiri, mengendarai sepeda motor, suami- istri bercengkerama hingga naik kuda- kudaan. "Cara ini paling munjarab mengusir ribuan burung yang suka cari makan ketika tanaman padi mulai berbuah," kata Rukan, salah satu tokoh desa.

Ketika zaman dulu, mengusir hama wereng pakai oncor yang dipasang di sawah. "Kalau dulu pakai oncor, sekarang bisa pakai listrik," kata Rukan. "Memakai pupuk organik dalam bercocok tanam, juga cara petani tempo dulu."

Dalam festival itu, juga disuguhkan pameran benda- benda pertanian tempo dulu, seperti garu, luku, cangkul, penggiling jagung, lesung dan alu. Juga, ada piring, teko dan cangkir zaman dulu.

Sementara itu, kelompok tani Desa Babalan, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, lebih memilih dengan beternak burung hantu (Tyto alba ) untuk mengendalikan hama tikus. "Karena petani kerap tidak kebagian hasil panen karena dimangsa tikus," kata Kusbiyanto, Ketua Gapoktan Desa Babalan. Kini, sudah puluhan burung hantu diternak para petani, yang sehari- harinya diberi makan tikus. Pemerintah Desa Babalan juga mendukungnya. "Kami sediakan anggaran Rp 20 juta untuk kebutuhn pengembangbiakan hewan itu," kata Salamun, Kepala Desa Babalan, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati.

BANDELAN AMARUDIN


Terhangat:
Edsus LEKRA | Senjata Penembak Polisi | Mobil Murah

Baca juga:
Kopi Minang Solok, Kopi dengan Aroma Rempah

Toilet Terbersih Bandara Sultan Syarif, Pekan Baru

Ekspedisi Besar Mencari Posisi Ranu Tompe

Braga Festival Kenang Nike Ardilla








Milad ke-215, Nantikan Kirab Agung Kasultanan Kacirebonan

22 hari lalu

Pembukaan Festival Budaya 2023 memperingati Milad ke-215 Kasultanan Kacirebonan
Milad ke-215, Nantikan Kirab Agung Kasultanan Kacirebonan

Festival ini akan berlangsung selama 5 hari pada tanggal 9 -13 Maret 2023 di lingkungan Keraton Kacirebonan di Kota Cirebon, Jawa Barat.


Rangkaian Bogor Street Festival Cap Go Meh Telah Dimulai, Ada Bazar dan Pasar Murah

58 hari lalu

Sejumlah penari wanita menampilkan tarian daerah dalam pawai budaya Bogor Street Festival Cap Go Meh 2020 di Jalan Suryakencana, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 8 Februari 2020. Untuk tahun ini, festival itu mengangkat tema
Rangkaian Bogor Street Festival Cap Go Meh Telah Dimulai, Ada Bazar dan Pasar Murah

Bogor Street Festival Cap Go Meh merupakan rangkaian gelaran budaya yang menjadi miniatur persatuan dan keberagaman di Kota Bogor.


Fakta-Fakta Unik Lembah Baliem Papua, Pasir Putih Tanpa Pantai

30 Oktober 2022

Human interest - Peserta perang antar suku di Festival Lembah Baliem, Wamena, Papua. Tempo/Rully Kesumaru
Fakta-Fakta Unik Lembah Baliem Papua, Pasir Putih Tanpa Pantai

Terdapat daerah lain di Papua yang sama indahnya dengan Raja Ampat, yaitu Lembah Baliem dengan keunikan budaya dan alamnya. Berikut beberapa faktanya


Fadel Muhammad: Festival Seni Budaya Betawi dan Gorontalo Wujud Bhinneka Tunggal Ika

10 Oktober 2022

Wakil Ketua MPR merangkap Ketua Umum Lamahu, Prof Dr Fadel Muhammad, di Festival Seni Budaya Betawi Gorontalo Ke-2 dan Gebyar Pariwisata 2022, di Taman Komplek DDN I Kelurahan Pondok Labu, Jakarta Selatan, Minggu (9/10/2022).
Fadel Muhammad: Festival Seni Budaya Betawi dan Gorontalo Wujud Bhinneka Tunggal Ika

Festival ini mempromosikan hubungan silaturahmi dan kekeluargaan antara warga Betawi dan Gorontalo.


Enam Festival Budaya Digelar di Akhir Bulan Ini dan Agustus 2022, Catat Tanggalnya

27 Juli 2022

Arak-arakan panjang dalam kirab Peringatan Kedatangan Laksamana Cheng Ho ke-613 di Kelenteng Sam Poo Kong, Gedung Batu, Semarang, Ahad, 12 Agustus 2018. Festival ini diharapkan mampu menarik kunjungan sekitar 13.000 wisatawan domestik dan internasional. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Enam Festival Budaya Digelar di Akhir Bulan Ini dan Agustus 2022, Catat Tanggalnya

Festival budaya ini tidak hanya menghibur dan menarik kunjungan wisatawan, tetapi juga sebagai ajang silaturahmi sekaligus upaya pelestarian.


Festival Bau Nyale Digelar Lagi, Cek Jadwal dan Lokasinya

25 Januari 2022

Ribuan warga dan wisatawan mengakhiri perburuan cacing laut saat matahari terbit. Cacing lat pun berangsur-angsur menghilang. Dok. Kemenparekraf
Festival Bau Nyale Digelar Lagi, Cek Jadwal dan Lokasinya

Tahun lalu, kegiatan Festival Bau Nyale sempat ditiadakan karena pandemi Covid-19.


Festival Indonesia Meriahkan Kota Kecil di Pantai Utara Australia

2 Juni 2021

Pameran produk Indonesia dalam acara ASYIK Indonesia Arts Festival di kota Scott Head di negara bagian News South Wales, Australia, 30 Mei 2021.[KBRI Canberra]
Festival Indonesia Meriahkan Kota Kecil di Pantai Utara Australia

Festival Indonesia, ASYIK Indonesia Arts Festival, menampilkan pertunjukan budaya Indonesia ke penduduk kota pesisir Australia di New South Wales.


10 Festival Budaya di Jepang, untuk Liburan Usai Pandemi

15 Juni 2020

Pengunjung berkumpul di sekitar patung salju besar yang disebut salju
10 Festival Budaya di Jepang, untuk Liburan Usai Pandemi

Jepang memiliki beragam festival budaya kolosal, yang melibatkan warga. Rata-rata usia festival itu ratusan tahun, dan berstatus warisan budaya.


WN Australia Antusias Kunjungi Stan Indonesia di Festival Budaya

24 Februari 2020

Perwakilan Indonesia menampilkan kesenian tradisional Bali di National Multicultural Festival (NMF) yang merupakan festival internasional terbesar di Canberra, Australia, 22 Februari 2020.[KBRI Canberra]
WN Australia Antusias Kunjungi Stan Indonesia di Festival Budaya

Ada pula warga Australia yang sengaja mengenakan batik ke stan Indonesia selama festival budaya National Multicultural Festival 2020.


Tari Barong Bali Hibur Warga Asing di Festival Budaya Australia

24 Februari 2020

Perwakilan Indonesia menampilkan Tari Barong Bali di National Multicultural Festival (NMF) yang merupakan festival internasional terbesar di Canberra, Australia, 22 Februari 2020.[KBRI Canberra]
Tari Barong Bali Hibur Warga Asing di Festival Budaya Australia

Indonesia menampilkan Tari Barong dan parade bertema Bali di National Multicultural Festival, festival budaya lintas negara di Canberra, Australia.