TEMPO.CO, Yogyakarta -- Ada yang sedikit berbeda pada tradisi ngabekten atau sungkem yang digelar Keraton Yogyakarta Lebaran tahun ini. Salah satunya, tidak hadirnya sejumlah kerabat atau saudara dari Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Dari pantauan Tempo, tradisi ngabekten di Keraton Yogyakarta hari pertama Idul Fitri, Kamis 8 Agustus 2013, khusus kerabat serta tamu undangan pria di Keraton berlangsung sederhana namun terasa sakral. Sultan HB X mengenakan pakaian berwarna hijau terang sementra para tamu kecuali saudara dan kerabat menggunakan baju khas jawa warna putih dan tak memakai alas kaki.
Pada sesi pertama, yakni usai salat ied hingga pukul 12.00 WIB, dihadiri lima kalangan undangan dari kelompok Pangeran Sentana (saudara, anak, menantu), Bupati Nayaka (para kepala daerah kabupaten/kota), Bupati Kliwon, Bupati Sepuh, Bupati Anom, serta Roya Bupati Anom. Sedang saui istirahat giliran para Wedana atau abdi dalem yang gelarnya masih di bawah kelompok pertama tadi.
Dari kelompok Sentana yakni saudara Sultan, beberapa yng hadir seperti Gusti Bendara Pangeran Hario (GBPH) Prabukusumo, Kanjeng Raden Tumenggung Jatiningrat, GBPH Hadiwinoto, Kanjeng Pangeran Hario (KPH) Yudanegara, KPH Wironegoro, serta KPH Purbodiningrat.
Yang tak turut serta dalam sungkeman tahun ini di antaranya adik Sultan HB X GBPH Joyokusumo yang masih menderita sakit serta GBPH Yudhaningrat. "Gusti Yudhaningrat tahun ini harus memimpin acara grebeg, jadi tidak bisa mengikuti sungkeman," kata seorang petugas protokoler keraton, Wiseso.
Pelaksanaan Ngabekten di Keraton Yogyakarta dilaksanakan berbarengan dengan kirab gunungan grebeg yang diarak untuk diperebutkan masyarakat sekitar. Sedangkan di kelompok Bupati Nayaka yakni para kepala daerah, semua bupati walikota beserta wakilnya turut hadir kecuali Bupati Gunung Kidul dan Bupati Bantul yang mendapat giliran hari kedua karena merupakan perempuan.
Kesempatan pertama sungkem kepada Sultan adalah Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario (KGPAA) Paku Alam IX. Selanjutnya disusul para saudara sultan dan anak menantunya. Diikuti kelompok para kepala derah dan bekas kepala daerah yang pernah menjabat.
Salah satu bekas pejabat yang kembali hadir dalam sungkeman itu yakni bekas Walikota Yogyakrta dua periode Herry Zudianto. Ada pula mantan Sekretaris Daerah Provinsi DIY Tri Harjun Ismaji. Sementara bekas pejabat yang lain tak nampak hadir.
Dalam tradisi ngabekten tersebut, ada satu hal yang menarik dicermati yakni ketika para tamu hendak sungkem dengan Sultan. Mereka perlu berjalan jengkeng atau seperti mengendapendap menggunakn lututnya, dengan jarak sekitar delapan meter dari tempat duduknya. Beberapa pejabat atau bekas pejabat yang memiliki tubuh agak gemuk tampak sedikit kesusahan sehingga waktu berjalannya cukup lama.
Acara ngabekten ini akan dilakukan kembali pda lebaran kedua 9 Agustus 2013. Bedanya, peserta sungkem hari kedua adalah kaum perempuan, termasuk permaisuri Sultan HB X, Gusti Kanjeng Ratu Hemas beserta kelima puterinya.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Lainnya:
16 Ribu Warga Jakarta Kebanjiran saat Lebaran
Lebaran, 30 Ribu Pengunjung di Taman Mini
Libur Idul Fitri, Harga Tiket Prambanan Tetap
Borobudur Lebih Ketat Jelang Idul Fitri
Lebaran, Inilah Wisata di Garut