TEMPO.CO , Surakarta:Ada banyak cara memperkenalkan budaya Surakarta kepada masyarakat. Kali ini pemerintah Surakarta menggelar “Solo Spirit of Java”. Ajang lomba foto bagi para penggemar fotografi. Target bidikan adalah obyek budaya, kesenian, wisata, dan keseharian warga Solo.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Surakarta Yosca Herman Soedrajad mengatakan lomba foto ini terbuka untuk umum selama 3 bulan. “Selama tiga bulan, peserta bebas memotret obyek apa saja yang ada di Solo,” ujarnya saat pembukaan lomba di rumah dinas Wali Kota Surakarta, Ahad, 30 Juni 2013.
Karena lomba berlangsung selama tiga bulan, yaitu hingga 31 Oktober, peserta bebas mengirim foto selama masa lomba. Tiap peserta hanya boleh mengirim maksimal 5 karya. Aturan wajibnya adalah obyek bidikan berada di Surakarta. “Jika memotret obyek di luar Solo, otomatis peserta didiskualifikasi,” kata Yosca.
Tak ada target jumlah peserta. Semakin banyak pendaftar kian bagus untuk promosi kota. Masyarakat yang berminat bisa mendaftar secara online di www.frameofsolo.com dan sekaligus mengunggah fotonya. “Tadi sudah ada peserta yang mendaftar dari Singapura dan Malaysia,” kata dia.
Ketua panitia lomba foto Surya Dewantara mengatakan semua bisa mengikuti lomba ini. Tak ada batasan jenis kamera yang dipakai. “Peserta terbagi dalam kategori umum dan pelajar atau mahasiswa,” katanya.
Pemenang pertama untuk kategori umum mendapat uang tunai Rp 40 juta, juara dua Rp 30 juta, dan juara tiga Rp 20 juta. Pemenang harapan I sampai 3 masing-masing mendapatkan uang Rp 5 juta. Untuk kategori pelajar, hadiah juara pertama Rp 17 juta, juara kedua Rp 12,5 juta, dan juara ketiga Rp 7,5 juta. Pemenang harapan 1 sampai 3 masing-masing mendapat uang tunai Rp 2,5 juta. “Kami berharap banyak yang ikut lomba. Sehingga Solo makin dikenal di dalam dan luar negeri,” ucapnya.
UKKY PRIMARTANTYO