Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perayaan Peh Cun Ramaikan Festival Cisadane

Editor

Juli Hantoro

image-gnews
Festival Cisadane, Tangerang. TEMPO/Aditia Noviansyah
Festival Cisadane, Tangerang. TEMPO/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.CO, Tangerang -Perayaan Peh Cun (Phe Tjoen) menyemarakkan Festival Cisadane yang digelar 12-16 Juni 2013. Ritual itu ditandai dengan memandikan perahu tua yang tersimpan ratusan tahun di Vihara Kong Cho, jalan Imam Bonjol, Karawaci, Kota Tangerang. Pada malam ritual memandikan perahu naga yang berlangsung tengah malam pukul 24.00 Selasa, 11 Juni 2013 itu, ratusan warga Tionghoa dari berbagai penjuru Tangerang dan luar daerah memadati tepi Sungai Cisadane.

Rudy A Kuhu, pengurus Vihara Kong Cho mengatakan peh cun merupakan upacara pencarian terhadap seorang tokoh Tionghoa, Khut Gwat yang menyeburkan diri ke sungai. "Pencarian dengan perahu ini sebagai perayaan tradisi sebagai penghormatan terhadap Khut Gwan,"katanya.

Khut Gwan menjatuhkan diri ke dalam sungai bukan tanpa alasan. Dalam sejarah Tionghoa dikisahkan begitu mendengar berita hancurnya ibu kota Cho, tempat Klenteng Bio diserbu orang Chien, maka Khut menceburkan diri ke sungai. Pada masa itu, ratusan perahu mencari keberadaan Khut Gwan namun sang tokoh tersebut tidak pernah ditemukan.

Yang menarik, bekas air cucian perahu naga itu dipercayai membawa berkah. Tak ayal para warga berebut untuk membasuh muka dengan air itu. Ada pula yang menyimpan dalam botol kecil untuk memperlancar rezeki. "Air pemandian perahu menjadikan rezeki mengalir seperti perahu di bawah arus sungai,"kata Pauline, seorang warga keturunan Tionghoa.

Festival Cisadane sendiri menjadi gelaran budaya tahunan yang diadakan di Kota Tangerang. Bertempat di Bantaran Sungai Cisadane, Pemerintah Kota Tangerang menjadikan kegiatan ini sebagai ikon tahunan menarik wisatawan. Semarak festival di bantaran sungai sudah terasa eloknya dengan 300 lampion warna-warni, 150 lampion dipasang di bagian turap Cisadane dan 150 lainnya dipajang di sepanjang jalan Letda Dadang Suprapto. Ada pula replika naga raksasa sepanjang 35 meter dengan diameter 1 meter ini dipasang di punggung jembatan Gerendeng.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain menampilkan kesenian tradisional Tionghoa, seperti barongsai dan liong, dalam Festival Cisadane juga ditampilkan seni tradisi Betawi seperti ngibing diiringi musik Gambang Kromong.

Wali Kota Tangerang Wahidin Halim mengatakan Festival Cisadane merupakan cermin budaya masyarakat Kota Tangerang yang multikultural. "Hendaknya dengan Festival Cisadane ini dapat membangun kebersamaan seluruh masyarakat kota Tangerang untuk saling menghargai dan menghormati satu dengan lainnya."kata  Wahidin.

Acara ini juga akan diisi berbagai pagelaran seni dan budaya seperti lomba tari, pagelaran wayang kulit, lomba dayung dari Tangerang dan peserta asal Surabaya, Cilegon, Kalimantan Timur.

AYU CIPTA

Berita Lainnya:
Hidayat Nur Wahid: PKS Memang Main di Dua Kaki  
Laris Manis Lelang Barang Gratifikasi di KPK  
Dolar Tembus Rp 10.000, BI Guyur US$ 100 Juta/Hari
Jokowi Ganti Dua Direktur RSUD  
Apa Saja Kelebihan iOS 7?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Tempat Wisata di Banten Populer, Punya Pemandangan yang Keren

13 Februari 2023

Warga Baduy luar melakukan aktivitas di Desa Kanekes, Lebak, Banten, Selasa, 7 Juli 2020. Selain itu, alasan para tetua adat Baduy lantaran banyaknya dokumentasi terkait wilayah Suku Baduy Dalam yang sangat bertolak belakang dengan tatanan hidup masyarakat Adat Baduy, yaitu adanya larangan untuk mendokumentasikan dan mempublikasikan wilayah mereka ke dunia luar. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
7 Tempat Wisata di Banten Populer, Punya Pemandangan yang Keren

Banten memiliki sejumlah tempat wisata menarik dan populer yang layak dikunjungi untuk berlibur. Di mana saja?


Selain Habitat Badak Jawa, 5 Tempat Wisata Ini Wajib Dikunjungi Saat ke Taman Nasional Ujung Kulon

19 Desember 2022

Tangkapan layar kelahiran dua anak Badak Jawa. Dok: KLHK
Selain Habitat Badak Jawa, 5 Tempat Wisata Ini Wajib Dikunjungi Saat ke Taman Nasional Ujung Kulon

Dengan luas mencapai 122.956 hektar ini menjadikan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai taman nasional sekaligus wisata alam menarik untuk dijelajahi.


Layani Wisata Medis, Rumah Sakit Ini Punya Robot Operasi yang Pertama Ada di Asia Pasifik

14 November 2022

Documentation Based Care clinic RS. Premier Bintaro
Layani Wisata Medis, Rumah Sakit Ini Punya Robot Operasi yang Pertama Ada di Asia Pasifik

Banten kini memiliki enam rumah sakit yang menjadi destinasi wisata medis.


Wisata ke Pantai Sawarna Bisa Naik Damri, Ini Jadwal dan Harga Tiketnya

28 September 2022

Ilustrasi angkutan Damri rute perjalanan Stasiun Rangkasbitung - Pantai Sawarna. ANTARA/HO-DAMRI
Wisata ke Pantai Sawarna Bisa Naik Damri, Ini Jadwal dan Harga Tiketnya

Rute menuju Pantai Sawarna itu akan melintasi Pandeglang, Rangkasbitung dan Bayah.


Potensi Gelombang Tinggi di Pantai Selatan Banten, Wisatawan Diminta Waspada

16 September 2022

Pemandangan Pantai Sawarna, Kab. Bayah, Banten. Tempo/Anwar Siswadi
Potensi Gelombang Tinggi di Pantai Selatan Banten, Wisatawan Diminta Waspada

BMKG melaporkan ada potensi terjadi gelombang tinggi sekitar 4-6 meter pada 15-17 September 2022 di perairan Samudera Hindia selatan Banten.


Tradisi Seba Baduy, Saat Masyarakat Baduy Silaturahmi dengan Pimpinan Daerah

7 Mei 2022

Sejumlah warga Baduy Dalam menggunakan masker berjalan menuju kota Rangkasbitung di Kecamatan Cimarga, Lebak, Banten, Sabtu 30 Mei 2020. Meskipun di tengah pandemi COVID-19 acara ritual adat Seba Baduy tetap digelar secara terbatas hanya perwakilan adat dan tertutup dengan mengikuti protokol kesehatan yang dilaksanakan mulai tanggal 30 Mei hingga 1 Juni 2020. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Tradisi Seba Baduy, Saat Masyarakat Baduy Silaturahmi dengan Pimpinan Daerah

Tradisi Seba Baduy dilaksanakan setelah masyarakat Baduy melaksanakan ritual Kawalu.


Ritual Kawalu Usai, Kawasan Baduy Dalam Bisa Kembali Dikunjungi Wisatawan

28 April 2022

Sejumlah warga Baduy Dalam berjalan menuju kota Rangkasbitung di Lebak, Banten, Jumat 21 Mei 2021. Pelaksanaan tradisi Seba Baduy pada tanggal 21-23 Mei 2021 tersebut digelar secara terbatas dengan jumlah 20 orang warga Baduy yang akan berkunjung ke Bupati dan Gubernur. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Ritual Kawalu Usai, Kawasan Baduy Dalam Bisa Kembali Dikunjungi Wisatawan

Selama tiga bulan sejak 5 Februari 2022, kawasan Baduy Dalam tertutup dari dunia luar untuk ritual Kawalu.


Kisah Masjid Adzikri Muruy Kala Jadi Tempat Pengungsian Erupsi Gunung Krakatau

25 April 2022

Masjid Adzikri Muruy Kampung Muruy Menes Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten berusia satu abad lebih dan hingga kini masih kokoh. ANTARA/HO-Mansur
Kisah Masjid Adzikri Muruy Kala Jadi Tempat Pengungsian Erupsi Gunung Krakatau

Masjid itu dibangun oleh Syech Asnawi Caringin pada 1890 atau tujuh tahun setelah Gunung Krakatau meletus pada 1883.


Sejarah Masjid Cikoneng Manungtung yang Berdiri Kokoh Sejak 1888

12 April 2022

Masjid Cikoneng yang berlokasi di Kampung Manungtung Desa Cilaban Bulan, Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang yang dibangun sekitar tahun 1840-an sebagai pusat syiar Islam di Provinsi Banten. Foto: Antara
Sejarah Masjid Cikoneng Manungtung yang Berdiri Kokoh Sejak 1888

Berdasarkan pengakuan tokoh masyarakat bahwa Masjid Cikoneng Manungtung yang masih terawat itu dibangun sekitar 1888.


Gelombang Tinggi, Wisatawan Pesisir Selatan Banten Diminta Tak Berenang

3 Maret 2022

Obyek destinasi wisata pesisir Pantai Banten tampak sepi pengunjung jelang pergantian Tahun Baru 2022, Jumat, 31 12 2021. ANTARA/Mansyur Suryana
Gelombang Tinggi, Wisatawan Pesisir Selatan Banten Diminta Tak Berenang

Wisatawan bisa tetap mengunjungi pabtai namun tetap perlu berhati-hati selama berada di sana.