TEMPO.CO, Malang-Kota Malang meraih penghargaan sebagai Kota Pusaka Indonesia dari Indonesia Heritage Trust perwakilan Internasional National Trust Organisation (NTO) yang berpusat di London. Penghargaan yang sama juga diterima Kota Sawahlunto Sumatera Barat.
Penghargaan diberikan kepada pegiat sejarah dan pimpinan Yayasan Inggil Kota Malang, Dwi Cahyono. "Penghargaan diberikan 7 Mei di Jakarta," kata Dwi Cahyono, Jumat 10 Mei 2013.
Penghargaan Kota Pusaka diberikan kepada kota yang terbukti melakukan pelestarian situs sejarah minimal selama 10 tahun terakhir. Penghargaan diberikan kepada Wali Kota atau pihak swasta yang berjasa mengembangkan dan melestarian situs sejarah dan budaya bangsa.
Yayasan Inggil yang dipimpin Dwi Cahyono dinilai memiliki peran nyata mengembangkan dan melestarikan situs sejarah dan budaya di Malang. Dasar penilaian, katanya, meliputi komitmen, integritas, karya nyata dan dampak sosial terhadap masyarakat. "Selama 10 tahun kami menghabiskan anggaran Rp 10 miliar. Tak ada bantuan dari pemerintah," kata Dwi Cahyono.
Yayasan Inggil sejak 1996, katanya, telah menyelamatkan 86 cagar budaya, meneliti sejarah, menulis buku dan mendokumentasikan sejarah Majapahit dan Budaya Kota Malang. Selain itu, mendirikan restoran berkonsep museum, menyelenggarakan Festival Malang Kembali, mendokumentasikan dan merevitalisasi bangunan cagar budaya. Juga menyelenggarakan kerja bakti budaya, mendirikan Malang Tempo Doeloe, dan menyusun kurikulum pendidikan sekolah Si Budi yang mengajarkan budi pekerti.
Selain itu, yayasan ini juga menata kawasan berkonsep budaya mulai alun-alun merdeka, stasiun Malang, pasar tradisional dan pelestarian warisan sejarah di Kota Malang lainnya. Setelah mendapat pengakuan sebagai kota pusaka Indonesia, kini Kota Malang didaftarkan sebagai kota pusaka dunia.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Ida Ayu Wahyuni mengatakan, penetapan Malang sebagai kota pusaka akan menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain itu, akan digelar berbagai kegiatan budaya di Malang. "Pegaleran budaya untuk pelestari sekaligus menarik wisatawan," katanya.
Saat ini Pemerintah Kota Malang bekerja sama dengan Balai Pelestarian Penggilangan Purbakala (BP3) Trowulan mendata dan melingungi situs purbakala dan cagar budaya. Tercatat sebanyak 28 cagar budaya dan situs purbakala di Malang meliputi bangunan dan gedung bersejarah. Antara lain gedung SMA Katolik Cor Jesu, gedung PLN Kota Malang dan tiga rumah berarsitektur kolonial terletak di Jalan Ijen Malang. “Jumlah situs dan cagar budaya bisa terus bertambah," katanya.
Pemerintah Kota Malang juga tengah menyusun Peraturan Daerah Tentang Kawasan Sosial Budaya. Sejumlah kawasan masuk kategori zona cagar budata seperti di Jalan Ijen Malang yang harus dilindungi. Ida menyebut kunjungan wisatawan nusantara ke Kota Malang selama 2012 mencapai 135 ribu orang. Tahun ini ditarget sebanyak 160 ribu wisatawan.
Untuk wisatawan mancanegara, pada tahun lalu, tercatat sebanyak 25 ribu orang berkunjung ke Malang. Mereka kebanyakan berasal dari Belanda dan negara Eropa lainnya. Tahun 2013 ini ditargetkan sebanyak 30 ribu wisatawan bakal bertandang.
EKO WIDIANTO
Topik Terhangat:
Penggerebekan Teroris | E-KTP | Vitalia Sesha & Wanita-wanita Fathanah | Cinta Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Berita Terpopuler
Jumat Pagi Terjadi Gerhana Matahari
Masih Heboh Foto Mesra Ariel ' Noah' dan Devi Liu
Nikahi Sefti, Ahmad Fathanah Mengaku Duda
Rooney Hapus 'Manchester United' dari Twitter-nya
Fathanah Ingin Hancurkan Citra PKS?