TEMPO.CO, Banyuwangi - Pemerintah Banyuwangi, Jawa Timur, menyediakan dana talangan bagi warga Desa Kemiren, Kecamatan Glagah yang akan merombak rumahnya menjadi rumah khas desa setempat. "Setiap rumah kami berikan Rp 10 juta," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Jumat, 8 Februari 2013.
Desa Kemiren adalah salah satu desa yang masyarakatnya masih memegang tradisi lokal etnis Using. Desa yang terletak 5 kilometer arah barat kota Banyuwangi itu ditetapkan sebagai desa wisata budaya.
Bupati Azwar Anas mengatakan Pemkab menyediakan anggaran Rp 500 juta untuk merombak 50 rumah di desa tersebut. Warga yang ingin mendapatkan dana hibah itu harus mengajukan proposal ke bupati. Anas menjelaskan, dia merasa prihatin karena rumah khas Using semakin langka di Banyuwangi. "Masyarakat lebih tertarik membangun rumah modern," kata dia.
Rumah khas masyarakat Using di Desa Kemiren umumnya berbahan bambu dan kayu. Ada tiga tipe jenis rumah khas Using, yakni tikel balung, crocogan, dan baresan.
Rumah yang beratap empat yang disebut tikel balung melambangkan bahwa penghuninya sudah mantap. Rumah crocogan yang beratap dua mengartikan bahwa penghuninya adalah keluarga muda dan/atau keluarga yang perekonomiannya relatif rendah. Lalu rumah baresan yang beratap tiga melambangkan bahwa pemiliknya sudah mapan, secara materi.
Kepala Desa Kemiren A.A Tahrim, mengatakan, dari 1.035 keluarga di Kemiren, hampir 25 persennya sudah meninggalkan rumah khas Using. "Pengaruh globalisasi membuat penduduk lebih suka membangun rumah modern," kata dia.
Tahrim berharap bantuan dana itu bisa merangsang warganya untuk kembali membangun rumah aslinya.
IKA NINGTYAS
Berita Lainnya:
Rumah Kayu Kuno Tangerang Harus Dilestarikan
Main Bersama Harimau di Kuil Tiger
Samgyetang, Bubur Ayam ala Korea
Keraton Yogya Buka Lagi Kelas Tari Klasik