TEMPO.CO, Cianjur - Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) menutup sementara pendakian ke Gunung Gede dan Pangrango mulai 1 Januari hingga 31 Maret 2013. Penutupan itu dilakukan agar sumber daya alam hayati dan ekosistem di kawasan TNGGP tidak semakin rusak.
Petugas Balai TNGGP, Didin Syaripudin, mengatakan, dengan penutupan itu diharapkan terjadi pemulihan ekosistem di Gede Pangrango. “Ini memang rutin dilakukan setiap tahun,” kata Didin, Senin, 14 Januari 2013.
Penutupan dikhususkan hanya untuk kegiatan pendakian. Sedangkan aktivitas di beberapa lokasi wisata, seperti air terjun Cibeureum, Situ Gunung, maupun Bumi Perkemahan Mandalawangi, masih dibuka.
Didin berharap kebijakan penutupan itu bisa ditaati para pendaki. Pengelola taman nasional sudah menyampaikan pemberitahuan kepada semua pendaki maupun warga mengenai penutupan tersebut. “Apa pun alasannya, tidak diperbolehkan ada aktivitas pendakian,” katanya.
TNGGP merupakan salah satu taman nasional yang memiliki keanekaragaman hayati yang cukup lengkap di Indonesia. Sedangkan jumlah pendakian ke puncak Gunung Gede-Pangrango juga termasuk terbesar di Indonesia. “Sehingga kondisi keanekaragaman hayati tetap terjaga tanpa harus mengorbankan sisi pemanfaatan dan pelayanan terhadap wisata,” tutur Didin.
Sebastian, 35 tahun, salah seorang pendaki dari Jakarta, mengaku kecewa dengan adanya penutupan untuk pendakian tersebut. “Mau bagaimana lagi, memang ini sudah menjadi aturan. Makanya saya lebih memilih berkunjung ke air terjun Cibeureum saja,” kata pria yang sudah 13 kali mencapai puncak Pangrango itu.
DEDEN ABDUL AZIZ