Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kebun Binatang Surabaya Kini Punya Sugar Glider  

image-gnews
Seekor hewan Possum layang/Sugar glider bermain diatas tangan pemeliharanya di Taman Rekreasi Kota, Malang, Jawa Timur, (4/12). Sugar Glider merupakan hewan jenis mamalia yang suka makan makanan bercita rasa manis. TEMPO/STR/Aris Novia Hidayat
Seekor hewan Possum layang/Sugar glider bermain diatas tangan pemeliharanya di Taman Rekreasi Kota, Malang, Jawa Timur, (4/12). Sugar Glider merupakan hewan jenis mamalia yang suka makan makanan bercita rasa manis. TEMPO/STR/Aris Novia Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Surabaya - Kebun Binatang Surabaya, Jawa Timur, mendapat tambahan koleksi satwa baru. Sebanyak 10 ekor Sugar Glider atau Petaurus Breviceps disumbangkan oleh komunitas Indonesia Sugar Glider Association (ISGA) pada Ahad, 9 Desember kemarin. Tiga ekor hewan mungil itu dilepasliarkan di lingkungan KBS. Selebihnya ditaruh di sangkar.

Pembina ISGA Andreas Wijaya mengatakan sumbangan hewan tersebut diharapkan bisa ikut melestarikan keberadaan Sugar Glider. Selama ini yang banyak beredar adalah Sugar Glider hasil tangkapan langsung dari alam. Sedangkan Sugar Glider milik ISGA merupakan hasil penangkaran atau ternak.

Sugar Glider termasuk satwa asli Indonesia. Penyebarannya sebagian besar di Papua dan Australia. Di Australia, hewan ini sudah tergolong Apendix atau jenis hewan langka yang dilindungi negara. Sedangkan Indonesia, meskipun belum menggolongkannya sebagai hewan langka, tapi memberlakukan kuota untuk mengatur penangkapan Sugar Glider.

Hewan eksotik yang biasa aktif di malam hari ini masuk dalam klas Marsupilai. Bentuknya mirip dengan tupai terbang dengan ukuran lebih kecil. Sugar Glider jantan tubuhnya lebih besar dari betina dengan kepala agak botak. Panjangnya sekitar 24-30 centimeter dari hidung hingga ekor. Hewan ini memiliki bulu yang tebal berwarna abu-abu biru, tapi ada pula yang berwarna kuning, coklat, dan juga albino. Garis hitam biasanya tampak dari hidung hingga bagian tengah punggungnya.

Di alam liar, hewan ini mengonsumsi serangga, buah, atau sayur. Namun, demi kesehatan, Andreas dan komunitas ISGA biasa memberi susu dan bubur bayi sebagai makanan sehari-hari. Meskipun kasus satwa mati terjadi di KBS beberapa tahun belakangan, tapi Andreas yakin bahwa Sugar Glider bisa dirawat dengan baik. "Kami percaya KBS akan tetap menjaga hewan ini dengan baik. Kami juga akan mengontrol tiap minggu," katanya.

Selain KBS, ISGA juga akan menyumbang koleksi Sugar Glider ke Taman Safari Prigen dan Batu Secret Zoo.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sumbangan Sugar Glider diapresiasi pihak KBS. Seksi Mamalia KBS Rofi'i berterima kasih dengan sumbangan satwa eksotik ini. Apalagi KBS hanya memiliki satu ekor Sugar Glider yang tersisa. Dengan adanya tambahan Sugar Glider, diharapkan bisa lebih meramaikan koleksi satwa di KBS sekaligus bisa dikembangbiakkan. Pihak KBS juga akan memperbaiki sangkar sebagai tempat untuk tambahan koleksi Sugar Glider.

Selama ini, Kebun Binatang Surabaya selalu dirundung masalah. Satwanya mati satu persatu dan pengelolanya sempat saling gugat.

AGITA SUKMA LISTYANTI

Berita terpopuler lainnya:
Andi Mallarangeng Terkenal Kikir  
Apa Untungnya Kalau Rhoma Irama Jadi Presiden

Bupati Aceng Nikahi Shinta, Pestanya Meriah 

Abraham Sebut Andi Mallarangeng Kesatria Bugis 

Jasad Perawat Kate Middleton Akan Dibawa ke India

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

20 Juni 2021

Kebun Binatang Lombok Wildlife Park. Dok. Felicia Suadika
Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

Kebun Binatang Lombok Wildlife Park memiliki 420 ekor satwa dari 62 jenis satwa.


Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

16 Februari 2021

Kawanan ekor gorila berada di kandangnya setelah dua kawanannya dinyatakan positif COVID-19 usai jatuh sakit  di Taman Safari Kebun Binatang San Diego di San Diego, California. San Diego Zoo
Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

Delapan gorila di Kebun Binatang San Diego telah pulih sepenuhnya setelah tertular Covid-19 bulan lalu.


Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

19 Juni 2018

Sejumlah pengunjung melihat hewan yang berada di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta, 16 Juni 2018. Hari libur Lebaran kedua banyak dimanfaatkan ribuan warga untuk berlibur ke Kebun Binatang Ragunan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

Dokter hewan menyarankan Kebun Binatang Ragunan membatasi jumlah pengunjung agar satwa tidak stres.


Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

19 Juni 2018

Halte Transjakarta Dukuh Atas dengan tujuan Ragunan di padati antrian warga Jakarta, (01/01). Meski antrian panjang dan berdesakan warga Jakarta tetap antusias untuk berlibur ke kebun Binatang Ragunan. TEMPO/Dasril Roszandi
Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

PT Transjakarta mencatat jumlah penumpang bus Transjakarta rute Kebun Binatang Ragunan mengalami peningkatan selama libur Lebaran 2018.


Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

19 Juni 2018

Sejumlah pengunjung memadati Kebun Binatang Ragunan, Jakarta, 16 Juni 2018. Pihak Kebun Binatang Ragunan menargetkan 800 ribu pengunjung selama 15-24 Juni 2018 atau sekitar 80 ribu pengunjung per hari. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

Disebut minim tempat sampah, begini tanggapan pengelola Kebun Binatang Ragunan.


Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

18 Juni 2018

Wisatawan mengamati Gajah Sumatera atau
Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan Dina Himawati mengatakan 95 persen satwa koleksi dipamerkan selama Libur Lebaran 2018.


Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

1 Desember 2017

Sejumlah petugas Rescue Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kota Yogyakarta memotong batang pohon tumbang di kandang burung Kasuari, Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta, 31 Maret 2016. TEMPO/Pius Erlangga
Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

Pengelola Kebun Binatang Gembira Loka juga tidak menargetkan jumlah kunjungan selama cuaca buruk, tapi tetap siap menerima pengunjung.


Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

20 November 2017

Pengunjung memberi makan rusa di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Jawa Barat, 7 Juli 2016. Pengelola TSI menyiapkan area parkir dan menambah personel untuk pelayanan pengunjung saat liburan Idul Fitri. Tempo/ Aditia Noviansyah
Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

Mengaku telah melakukan hal bodoh yang berakibat fatal pada satwa, pelaku pencekokan miras ke satwa TSI di Cisarua, Bogor, menyesal.


Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

10 September 2017

Taman Safari Indonesia memberi kesempatan bagi pengunjung untuk memegang dan berfoto dengan ular koleksinya di Indopet Expo 2017 di ICE, BSD City, Tangerang, 10 September 2017. TEMPO/Maria Fransisca
Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

Taman Safari Indonesia memamerkan koleksinya, berupa ular dan burung kakaktua.


Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

4 Juli 2017

Seekor siamang meminum teh hangat untuk menghangatkan tubuhnya saat udara dingin di kebun binatang Debrecen, Budapest, Hungaria, 25 Janaruari 2017. (Zsolt Czegledi/MTI via AP)
Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

Tim BKSDA yang mengunjungi Kebon Rodjo juga menilai kondisi kandang satwa memenuhi standar.