TEMPO.CO, Jakarta - Sungai Gangga merupakan sungai yang suci bagi umat Hindu. Di India, berbagai aktivitas dilaksanakan di sungai ini, mulai dari mandi untuk menyucikan diri, melarung abu pembakaran jasad, sampai menenggelamkan orang mati.
Mengutip buku Rp 3 Jutaan Keliling India dalam 8 Hari yang ditulis Rini Raharjanti, di Sungai Gangga, setiap jasad dibakar di Manikarnika Ghat atau tempat pembakaran utama.
Ghat ini beroperasi selama 24 jam untuk membakar sebanyak 150 sampai 240 jenazah setiap hari. Siapa pun tidak diizinkan mendokumentasikan proses pembakaran mayat dalam bentuk foto maupun video.
Adapun proses pembakarannya sebagai berikut:
- di rumah, jenazah dipijat dengan madu dan rempah-rempah terlebih dahulu;
- jasad kemudian dibungkus dengan kain kafan dan sari, di atasnya ditaburi bunga-bungaan;
- jasad diletakkan di atas tandu bambu dan diangkat empat orang sebagai simbol empat kekuatan, yakni ruang (akash), angin (vayu), cahaya (tej), dan air (jal);
- jasad dibawa ke burning ghat dan dicelupkan terlebih dahulu ke dalam Sungai Gangga sebagai simbol pembersihan dan penyucian diri dari segala dosa;
- setelah itu, jasad dibakar di atas tumpukan kayu selama lebih-kurang tiga jam dan abunya dibuang ke Sungai Gangga.
Tidak semua jasad di India dibakar. Ada beberapa pengecualian, yakni jasad holy man, wanita hamil, anak-anak, orang yang menderita cacar air, dan orang yang dipatuk ular kobra. Jika mereka meninggal dunia, jasad mereka akan dibungkus dengan kain kafan kemudian diikatkan ke batu besar. Jasad bersama batu tadi lalu ditenggelamkan di tengah Sungai Gangga.
Tak jarang ditemukan mayat mengambang di Sungai Gangga. Menurut orang di sana, kemungkinan ikatan batu pada mayat di dasar sungai longgar atau mayat itu terlepas dari batunya sehingga mengapung di permukaan sungai.
RINI K