TEMPO.CO, Labuan Bajo - Labuan Bajo adalah sebuah kota dermaga di Indonesia tengah, tepatnya di tanah Flores, Nusa Tenggara Timur. Bukan sebagai wilayah besar, Labuan Bajo tidak memiliki pusat perbelanjaan gede seperti di Jakarta atau Bandung. Tapi Labuan Bajo memiliki sederet restoran bermenu sedap.
Paradise misalnya. Kata teman seperjalanan, Famega Syavira, Paradise merupakan restoran yang direkomendasikan buku lancong Lonely Planet. Katanya wajib dikunjungi turis yang datang ke Flores Barat. Maka ke sanalah kami, Sabtu, 29 September 2012.
Baca Juga:
Agar sampai ke Paradise, pengunjung bisa menumpang angkutan kota, ojek, diantar mobil hotel, atau cukup berjalan kaki. Kami sendiri memilih berjalan kaki. Alasannya, biar puas melihat sisi-sisi Kota Labuan Bajo.
Namun keputusan itu tidak bisa dikatakan tepat. Meski beraspal mulus, rute jalanannya menanjak. Menguras tenaga sampai ngos-ngosan. Baru setengah jam kemudian kami sampai di Paradise.
Letak restoran ini berada di satu sisi bukit Labuan Bajo. Bagian depan restoran menghadap jalan beraspal. Sedangkan ruang makan menatap laut lepas dengan jajaran pulau berbukit.
Ketika itu hari tengah beranjak senja. Ingin melihat pemandangan cantik, kami pilih bangku di balkon restoran. Di bagian ini, meja makan tidak berupa kayu berkaki empat. Melainkan menggunakan permukaan pagar pembatas balkon.
Untuk menemani kongko kala senja, saya memesan Arak Jingkrak seharga Rp 35 ribu. Dari uraian di menu, minuman ini diramu dari arak lokal serta nanas. Saya bukan peminum, tapi penasaran juga pengin menyesap arak Flores.
Menanti 10 menit, pesanan pun datang. Saya kira si pelayan bakal menyajikan minuman dalam gelas kecil. Tapi yang datang adalah tempat minum raksasa. Gelas besar yang kerap dipakai untuk minum bir.
Arak Jingkrak berwarna butek. Seperti air putih tapi dengan banyak serpihan di dalamnya. Pelan-pelan saya teguk cairan itu. Rasanya, woh...keras! Sekilas Arak Jingkrak mirip dengan margarita, minus garam di bibir gelas.
Tak mau kalah dengan pahitnya Arak Jingkrak, saya tetap bertahan meminumnya. Hingga akhirnya saya menyerah. Saya tinggalkan minuman itu kala gelas masih terisi setengah. (Baca selanjutnya: Cecap Menu Unik di Tanah Flores (Bagian 1)).
CORNILA DESYANA
Berita Terpopuler
Bulan Madu di Pulau Kanawa (Bagian 3)
Bulan Madu di Pulau Kanawa (Bagian 2)
Bulan Madu di Pulau Kanawa (Bagian 5)
Bulan Madu di Pulau Kanawa (Bagian 4)
Bulan Madu di Pulau Kanawa (Bagian 7)
Es Krim Dung-dung Laris Manis di Pameran Senayan