TEMPO.CO, Mataram -Ratusan wisatawan, pria dan wanita asal Australia naik ke darat dari kapal-kapal layarnya yang berlabuh di perairan Medana Bay Marin. Mereka ini adalah peserta Sail Indonesia (Sail Morotai) 2012 yang disambut oleh Bupati Lombok Utara Johan Syamsu dengan kain selendang Sasak diiringi atraksi Gendang Beliq. Setelah itu, mereka dijamu makan bersama.
Sejak Kamis sore 20 September hingga sepekan ke depan, mereka akan dihibur oleh atraksi budaya lokal. Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nusa Tenggara Barat Lalu Moh.Faozal menyebut diantaranya ada tarian rudat, wayang Sasak, perisaian (adu ketrampilan memukul dan bertahan) antar dua orang pemuda. "Ini adalah pertemuan pertama mereka setelah masing-masing berlayar dari negaranya," kata Faozal.
Penyambutan peserta Sail Indonesia ini adalah kegiatan yang ke-4 kalinya diselenggarakan di sana. Medana Bay Marina adalah marina ketiga di Indonesia setelah Batam dan Bali.
Di sana, mereka difasilitasi kebutuhannya selama berlabuh, mulai dari dermaga, penginapan dan kebutuhan lainnya seperti kendaraan untuk plesiran ke berbagai daerah tujuan wisata di Lombok.
Mulai dari pulau wisata Gili Trawangan, air terjun Singang Gile, pendakian gunung Rinjani. "Mereka di sini bisa sampai dua minggu," kata pemilik PT Wisata Alam Samudra yang mengelola Medana Bay Marina, Ace Robin.
Kapal-kapal yang dijadwalkan singgah di sini sebanyak 133 kapal dari 18 negara yang diawaki oleh 400an orang pemilik dan keluarganya. Ada lima kapal yang mengikuti Sail Morotai menjadwalkan singgah di Medana.
Pemilik kapal The Doctor, Rob Manning, 55 tahun bersama istrinya Diana Neggo, 58 tahun, keduanya guru High School di Freemantle, berlayar mengajak seekor kucingnya sejak 24 Mei 2012 lalu menyinggahi Darwin di Australia Utara, Dili Timor Leste, Kupang dan Lembata Nusa Tenggara Timur.
Manning tiba di Medana sejak Selasa 18 September 2012 lalu dan berencana melanjutkan perjalanan ke Bali, seterusnya ke Kalimantan, kemudian Malaysia sebelum akhirnya pulang setelah Natal 2012.
"Saya baru kali ini ke sini. We love Lombok,"ujarnya. Kapalnya, yang dibeli pada tahun 2004 seharga Aus $ 70.000 berukuran 14 meter dan lebar empat meter dilengkapi mesin berkekuatan 60 PK.
Peserta lainnya adalah Roberth Snashall, 70 tahun, bersama patnernya (bukan istri) Jolle Brise, juga berusia 70 tahun, menggunakan kapal berukuran 10,5 meter dan lebar 3,2 meter berangkat dari Melbourne pada bulan Januari 2012. Ia menyisir benua Ausralia melalui Sidney, Brisbane, Darwin sebelum akhirnya tiba di Kupang dan kemudian tiba di Medana, sampai Minggu 23 September genap seminggu. Rencananya, ia akan melanjutkan perjalanan ke Bali, Karimun Jawa, Kepulauan Seribu, dan Singapura. Ia menyebutkan kapalnya sebagai My Boat is My Home.
Roberth Snashallyang seorang pekerja konstruksi mengaku pernah bekerja untuk Perserikatan Bangsa - Bangsa di Aceh setelah adanya tsunami selama 2005-2006. Lombok is lovely place," ucapnya setelah mendatangi kawasan wisata Senggigi.
Bupati Lombok Utara Johan Syamsu berniat untuk menjadwalkan penyelenggaraan Sail Medana pada tahun berikutnya. Kegiatan ini didukung oleh pemerintah pusat.
"Kalau infrastruktur kan relatif tersedia di sini," ujar Johan Syamsu. Hanya tinggal menyiapkan biaya perbaikan jalan dan ruang-ruang jualan yang bisa disiapkan oleh pemerintah daerah.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Komunikasi Informasi Lombok Utara Abdul Azis mengatakan selama ini andalan obyek wisata di daerahnya ada pulau wisata Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air.
Tahun lalu, pada 2011 didatangi 136.425 orang dan sampai Agustus 2012 ini sudah mencapai 187.150 orang. Sedangkan potensi lainnya adalah wisata pendakian gunung Rinjani yang tahun 2011 lalu didaki oleh 5.435 orang dan sampai bulan Agustus 2012 jumlahnya 2.700 orang.
Di Lombok Utara juga ada potensi obyek air terjun Singang Gile, Tiu Pupus, Tiu Teja dan Kerta Gangga. Yang terakhir ini ada yang mempercayai sebagai air suci yang dapat memberikan kesuburan bagi perempuan yang sulit memiliki anak.
SUPRIYANTHO KHAFID