TEMPO.CO, Mataram - Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meminta Pemerintah Provinsi NTB membentuk tim khusus untuk mendukung segera dimulainya pembangunan kawasan wisata Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah.
Anggota Komisi II DPRD NTB, Misbach Mulyadi, menjelaskan untuk kepentingan pengembangan infrastruktur diperlukan dana Rp 2,1 triliun. Sedangkan PT Pengembangan Pariwisata Bali (Bali Tourism Develompent Corporation-BTDC), selaku badan usaha milik negara yang ditunjuk pemerintah untuk membangun Mandalika, hanya memiliki dana Rp 500 miliar.
Kawasan Mandalika juga belum bisa ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus karena belum adanya analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). Pekan lalu, Komisi II DPRD NTB sudah menemui Direksi BTDC. ”Menurut BTDC, Amdal sudah diajukan kepada Pemprov NTB,” kata Misbach, Senin, 10 September 2012.
Misbach berharap Gubernur NTB, Muhammad Zainul Majdi, melakukan terobosan agar semua kebutuhan pembiayaan dan upaya memulai pembangunan bisa dilakukan. Sebab, kawasan Mandalika memiliki prestise kepariwisataan Lombok NTB. “Saya lihat Pemprov NTB kurang agresif. NTB harus menggugat pemerintah pusat untuk membantu,” ucapnya.
Direktur Pengembangan BTDC Edwin Darma Setiawan menjelaskan bahwa pengajuan dokumen Amdal sudah diserahkan kepada Badan Lingkungan Hidup Provinsi (BLHP) NTB.
Menurut Edwin, tidak ada kendala terkait Amdal. Sebab, kerangka acuan Amdal sudah disetujui BLHP NTB. Saat ini, BTDC sedang menunggu jadwal review dokumen Amdal yang telah diserahkan kepada Pemprov NTB.
Ihwal pembiayaan untuk pembangunan kawasan Mandalika, menurut Edwin, dibutuhkan biaya secara total Rp 2,1 triliun. Namun, untuk tahap pertama BTDC hanya membutuhkan sekitar Rp 500 miliar yang akan dicarikan dari penerbitan obligasi.
Kepala Badan Penanaman Modal NTB Bayu Windia belum bisa dimintai penjelasan. Ketika dihubungi melalui telepon selulernya, tidak dijawab. Pertanyaan yang dikirim melalui pesan pendek juga belum dijawab.
Pada 21 Oktober 2011 telah dilakukan ground breaking proyek Mandalika Resort di Pantai Aan, Lombok Tengah, oleh Presiden SBY. BTDC, sebagai badan usaha milik negara yang ditunjuk pemerintah untuk menggarap, akan melakukan investasi senilai US$ 250 juta dan bekerja sama dengan swasta hingga mencapai US$ 3 miliar.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa, yang hadir dalam acara tersebut, dalam laporannya menyebutkan Mandalika Resort sebagai salah satu potensi unggulan dijadikan ikon baru dan wisata MICE (meeting, incentive, convention, exhibition) ,yang menjadi kebanggaan tidak hanya Lombok, melainkan Indonesia.
”Wisatawan ke sini diperkirakan bisa mencapai satu juta orang setahun,” ujarnya sewaktu menyampaikan prediksi pada 2015-2020. Pada 2025, sebagaimana dalam master plan PDRB, akan meningkat lebih dari empat kali lipat.
Hatta, selaku Ketua Dewan Ekonomi Khusus Nasional, menyebutkan bahwa Mandalika Resort sedang dalam proses diusulkan dijadikan kawasan ekonomi khusus (KEK). Jika sudah ditetapkan sebagai KEK maka pengembang kawasan ini akan memperoleh fasilitas fiskal dan nonfiskal.
Menurut Hatta, Mandalika Resort masuk dalam rencana pengembangan dalam Koridor V kawasan ekonomi khusus Bali-Nusa Tenggara. Di sana dilakukan pembangunan gerbang pariwisata dan pendukung pangan.
Dia mengatakan Mandalika Resort yang panjangnya 7,5 kilometer dan letaknya menghadap Samudera Indonesia memiliki peran strategis mendukung wilayah pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya.
Untuk mencapai Lombok, hanya memerlukan waktu 25 menit dari Bali, 1,5 jam dari Jakarta, dan dua jam dari Singapura. Mandalika Resort sendiri berjarak hanya 16 kilometer dari Bandara Internasional Lombok, 55 kilometer dari Pelabuhan Lembar, dan 40 kilometer kota Mataram.
BTDC sudah menyiapkan desain yang membagi 15 wilayah peruntukan, antara lain Kuta Transportation Hub, The Cultural Village, The Hill Tops, The Gateway, Quiet Getaway, Family Beach Resort, Underwater Park, The Heart, Eco Zone, golf Zone, F1 Track, Theme Park, Agro Zone, The Luxury Enclave, Conservative Quarter, dan Seaside Town.
SUPRIYANTHO KHAFID
Berita Lainnya:
Wisatawan Harus Perhatikan Ini Sebelum ke Sail Morotai
Menjelang Sail Morotai, Harga Makanan Melonjak
Rawan Kebakaran, Pendakian Gunung Lawu Ditutup
Festival Budaya Kotagede Digelar Akhir Pekan Ini
Trik Jualan Pariwisata Ala Korea