TEMPO.CO, Pontianak – Malam takbiran di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu 18 Agustus 2012, dimeriahkan oleh dentuman 269 Meriam Karbit. Tak hanya itu, ada 1433 Keriang Bandong yang memendarkan cahaya indahnya di Bundaran Tugu Digulis, pusat kota Pontianak.
Keriang Bandong adalah bahasa lokal untuk menyebut pelita. Keriang ini dibuat dari wadah kaca yang diisi minyak dan air serta sumbu. Gusti Hendra Lamudin, Ketua Komunitas Anak Muda Budaya Melayu, yang mempersiapkan ribuan pelita ini mengaku pemasangan keriang adalah tradisi perayaan Takbiran di Pontianak.
Baca Juga:
Sedangkan Meriam Karbit juga adalah pernik khas Pontianak. Sejak dua hari lalu, 269 batang meriam telah berjejer rapi di sepanjang sempadan sungai Kapuas. Meriam-meriam tersebut dipasang berhadap-hadapan di dua sisi sungai.
Meriam Karbit ini tidak terbuat dari besi, melainkan batang kelapa yang bagian tengahnya dikeruk. Diameternya sekitar 50 cm hingga 60 cm, dengan panjang sekitar 5 meter hingga 7 meter.
Pembuatan Meriam Karbit perlu teknik khusus. Batang kelapa dikeruk dan dibelah dua, lalu disatukan kembali dengan ikatan tali rumbia. Dulu, saat kayu-kayu dengan diameter besar masih banyak dijumpai di Pontianak, meriam dibuat dari batangan kayu. Untuk ledakannya, warga mengisi batang kelapa dengan karbit.
Menurut hikayat, pendiri Kota Pontianak Syarif Abdurahman Alkadri, menggunakan meriam karbit ini untuk mengusir hantu kuntilanak, yang konon mengganggu proses pembuatan masjid dan Keraton Kadriyah.
ASEANTY PAHLEVI
Berita Terpopuler:
"Tidur" dengan Lima Muridnya, Wanita Ini Dipenjara
Pegawai Taman Safari Tewas Diterkam Harimau
Dimana Jokowi Selama Idul Fitri?
Pemerintah Pastikan 1 Syawal Sore Ini
Pegawai Diterkam Harimau, Taman Safari Teledor
Hakim Kartini Pernah Dinyatakan Melanggar Kode Etik
Iran Sebut Eksistensi Israel sebagai ''Penghinaan''
Menteri Agama Sesalkan Ketidakhadiran Muhammadiyah
Shah Rukh Khan Rindu Mudik
Lion Air Ditegur di Batam