TEMPO.CO , Yogyakarta - Musim liburan seperti sekarang ini, Pantai Parangtritis merupakan tujuan utama yang dikunjungi wisatawan jika berlibur ke Yogyakarta. Pengamat pantai dan tsunami Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Radianta Triatmadja, meminta wisatawan yang berkunjung ke Pantai Parangtritis lebih waspada.
“Parangtritis masih menyimpan bahaya karena adanya arus balik akibat gelombang, yang mampu menyeret wisatawan ke tengah laut dan juga potensi tsunami,” kata Radianta, yang juga Guru Besar pada Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan UGM, Senin, 13 Agustus 2012.
Setiap musim libur, Pantai Parangtritis tak sedikit memakan korban jiwa. Biasanya korban disebabkan terseret arus ke tengah laut. Menurut Radianta, terseret arus disebabkan karena adanya gelombang air laut yang tidak seragam saat mencapai bibir pantai. Ketidakseragaman gelombang ini dapat menimbulkan arus balik ke laut yang berbahaya bagi wisatawan.
“Selain itu, bentuk dasar laut yang tidak rata juga menyebabkan terjadinya arus yang mengarah kembali ke laut di lokasi-lokasi tertentu,” kata dia.
Daerah cekungan, menurut dia, seringkali disukai wisatawan karena gelombang yang menyapu pantai relatif lebih kecil sehingga air di cekungan tersebut juga relatif lebih tenang. Padahal, justru di daerah itulah gelombang laut yang bisa datang secara tiba-tiba dan tak terduga.
Wisatawan cenderung tidak menganggap bahaya adanya gelombang tinggi di sebelah kiri dan kanan mereka. “Wisatawan yang bermain air terkadang juga tidak menghadap ke laut sehingga mereka tidak mengetahui datangnya gelombang,” kata dia.
Selain bahaya adanya arus balik, Parangtritis juga memiliki potensi terjadinya tsunami. Tsunami di Parangtritis dapat terjadi karena pergeseran dan tumbukan patahan lempeng bumi yang lokasinya berjarak sekitar 225 kilometer di sebelah selatannya.
Tsunami ini, kata dia, akan mencapai daratan (Pantai Parangtritis) kurang dari 30 menit sejak gempa di daerah tersebut terjadi. Sirene tanda bahaya tsunami di Parangtritis baru dibunyikan setelah pemerintah meyakini kemungkinan adanya tsunami. “Jika keputusan pemerintah diambil setelah 10 menit, maka sisa waktu evakuasi kurang dari 20 menit,” kata dia.
Radianta sendiri sempat melakukan kajian tentang potensi tsunami Parangtritis itu pada 2010. Dirinya menyimpulkan bahwa tsunami di Parangtritis sangat spesifik. Jika tinggi tsunami di bawah 4 meter, maka ujung tsunami hanya akan mencapai jalan utama sepanjang pantai. Tetapi jika tsunami yang terjadi setinggi di Aceh pada 2004, yaitu 10 meter, maka tsunami akan mencapai bukit di sepanjang pantai dan dipantulkan kembali ke laut.
“Apabila kondisi ini terjadi maka tsunami di daratan bisa mencapai setinggi 20 meter di atas permukaan laut dan akan menenggelamkan semua bangunan di pantai Parangtritis sehingga evakuasi ke bukit merupakan alternatif utama,” kata dia.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Lain:
Seks di Kampung Atlet Olimpiade
Kasus Simulator SIM, Pemimpin KPK Disadap Polisi?
Rhoma Bebas, Ini Komentar Artis Dangdut Jatim
PKS Tak Konsisten? Ini Tanggapan Anis Matta
Pemimpin KPK Tahu Disadap Polisi