Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hati-hati Gunakan Kata 'Butuh' di Malaysia  

image-gnews
Menara Petronas (wikipedia.com)
Menara Petronas (wikipedia.com)
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Jika berpelesiran atau bepergian ke Malaysia, Anda harus hati-hati memakai kata "membutuhkan" jika berbincang dengan penduduk setempat. Sebab, kata kerja dengan kata dasar "butuh" itu memiliki arti sangat jauh berbeda dengan di sini. 

"Bisa-bisa Anda justru dituduh melakukan pelecehan seksual," kata Karana Wijaya, salah satu pemandu wisata dari Indodream, yang pernah pergi ke Negeri Jiran itu, Kamis, 19 Juli 2012.

Ternyata, kata "butuh" artinya adalah kelamin perempuan dalam bahasa Malaysia. Membutuhkan berarti seperti 'berhubungan badan'. Kalau tidak mengerti soal itu, lebih baik bertanya dulu soal bahasa negara itu.

Meskipun kata-katanya sama (homonin), bisa jadi maknanya jauh berbeda. Padahal Indonesia dan Malaysia bisa dikatakan masih serumpun, juga dalam bahasa. "Lebih baik kata membutuhkan diganti memerlukan," kata dia.

Memang, kata Nor Aznan Sulaiman, Direktur Tourism Malaysia, banyak kata dalam bahasa Indonesia yang sama. Namun sangat berbeda arti. Selain kata kerja "membutuhkan" yang sangat berbeda arti, juga kata "pantat".

Dalam bahasa Indonesia, pantat berarti bagian tubuh manusia yang terletak di belakang dan di atas kaki atau bokong. Namun, kata "pantat" di Malaysia artinya sama dengan 'butuh' atau 'kemaluan perempuan'.

Dengan demikian, orang Indonesia juga harus berhati-hati menggunakan kata itu di sana. "Banyak kata yang sama, tetapi artinya sangat berbeda," kata dia saat berada di Yogyakarta mempromosikan Malaysia Truly Asia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Contoh lainnya adalah nasi liwet. Jika Anda suka kuliner, maka tidak asing dengan nasi liwet, kuliner asal Solo atau Yogyakarta. Orang Malaysia akan tersenyum jika mengetahui ada nasi liwet.

Sebab, liwet atau liwat di Malaysia berarti 'sodomi'. Karena liwet diabsorbsi dari bahasa Arab "liwath" yang berarti berhubungan seks melalui anus. "Kalau di Malaysia disebut nasi lemak karena bersantan," kata Aznan sambil tersenyum.

Ada lagi. Kata "sendok", umpamanya. Jika dikatakan satu sendok gula untuk satu gelas teh, dalam bahasa Indonesia sangat jelas. Namun sendok dalam bahasa Malaysia artinya alat mengambil sayur yang besar.

Sendok dalam bahasa Malaysia disebut sudu. "Kalau satu gelas teh diberi satu sendok gula, maka terlalu manis," kata dia tertawa terbahak-bahak.

MUH SYAIFULLAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemdikbudristek Sebut 11 Bahasa Daerah Punah, Apa Penyebab dan Dampaknya?

16 Maret 2024

Siswa SDN 295 Pinrang, Sulawesi Selatan, sedang belajar bahasa daerah aksara Lontara Bugis, Sabtu 13 Februari 2021. TEMPO | Didit Hariyadi
Kemdikbudristek Sebut 11 Bahasa Daerah Punah, Apa Penyebab dan Dampaknya?

Sebanyak 11 bahasa daerah dinyatakan punah, 19 lainnya terancam punah. Guru besar Unair menjelaskan penyebab, dampak, dan upaya mencegahnya.


5 Bahasa Tubuh dan Maknanya. Seperti Apa Orang yang Percaya Diri?

31 Oktober 2017

Front Page Cantik. Duduk Silang Kaki. shutterstock.com
5 Bahasa Tubuh dan Maknanya. Seperti Apa Orang yang Percaya Diri?

Tanpa kita sadari, bahasa tubuh seseorang bisa menjadi cermin karakternya.


Sumpah Pemuda, Anies: Siswa di DKI Idealnya Belajar Bahasa Daerah

30 Oktober 2017

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di pendopo Balai Kota Jakarta, Jumat, 27 Oktober 2017. TEMPO/Larissa
Sumpah Pemuda, Anies: Siswa di DKI Idealnya Belajar Bahasa Daerah

Dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda 2017, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, idealnya, siswa di DKI juga belajar bahasa daerah.


Ada Aturan Wajib Gunakan Bahasa Indonesia di Sumut

26 Oktober 2017

Suasana pemandangan Danau Toba yang dilihat dari desa Tongging, Karo, Sumut, Sabtu (25/01). Tempo/Dian Triyuli Handoko
Ada Aturan Wajib Gunakan Bahasa Indonesia di Sumut

Aturan dalam bentuk Perda baru di Sumut itu mewajibkan warga Sumut menggunakan Bahasa Indonesia di tempat umum.


Hadapi Era Globalisasi, Bahasa Inggris Adalah Keharusan

26 Oktober 2017

Ini yang Perlu Dilakukan Agar Efektif Belajar Bahasa Inggris
Hadapi Era Globalisasi, Bahasa Inggris Adalah Keharusan

Belajar bahasa Inggris semakin diperlukan di era global, terutama di kota besar seperti Jakarta


Hasil Penelitian, 7 Bahasa Daerah di Maluku Punah, 22 Terancam

29 Agustus 2017

Ilustrasi bahasa daerah. TEMPO/Imam Sukamto
Hasil Penelitian, 7 Bahasa Daerah di Maluku Punah, 22 Terancam

Potensi punahnya bahasa daerah juga disebabkan adanya pergeseran nilai-nilai budaya di masyarakat.


3 Bahasa Asing yang Dianggap Sulit Dipelajari

4 Mei 2017

sxc.hu
3 Bahasa Asing yang Dianggap Sulit Dipelajari

Apa saja tiga bahasa asing yang dianggap paling sulit itu?


Using Banyuwangi Masuk Bahasa Jawa atau Bukan?  

2 Februari 2017

sxc.hu
Using Banyuwangi Masuk Bahasa Jawa atau Bukan?  

Ketua Yayasan Kebudayaan Rancage Rahmat Taufiq Hidayat mengatakan karya sastra berbahasa Using masih menjadi perdebatan. Masuk bahasa Jawa atau bukan?


Kapan Waktu yang Tepat Belajar Bahasa Inggris?

31 Januari 2017

Ilustrasi pria bermain dengan anak-anak. baby.ru
Kapan Waktu yang Tepat Belajar Bahasa Inggris?

Konon, belajar bahasa Inggris itu lebih baik sejak balita. Fakta atau mitos?


Keunikan Kemampuan Sinestesia: Bisa 'Mendengar' Warna  

10 Januari 2017

sxc.hu
Keunikan Kemampuan Sinestesia: Bisa 'Mendengar' Warna  

Orang-orang yang bisa berbahasa asing dapat melihat warna tertentu saat mendengarkan musik, atau menyaksikan huruf-huruf dalam warna spesifik.