TEMPO.CO, Yogyakarta - Jika berpelesiran atau bepergian ke Malaysia, Anda harus hati-hati memakai kata "membutuhkan" jika berbincang dengan penduduk setempat. Sebab, kata kerja dengan kata dasar "butuh" itu memiliki arti sangat jauh berbeda dengan di sini.
"Bisa-bisa Anda justru dituduh melakukan pelecehan seksual," kata Karana Wijaya, salah satu pemandu wisata dari Indodream, yang pernah pergi ke Negeri Jiran itu, Kamis, 19 Juli 2012.
Ternyata, kata "butuh" artinya adalah kelamin perempuan dalam bahasa Malaysia. Membutuhkan berarti seperti 'berhubungan badan'. Kalau tidak mengerti soal itu, lebih baik bertanya dulu soal bahasa negara itu.
Meskipun kata-katanya sama (homonin), bisa jadi maknanya jauh berbeda. Padahal Indonesia dan Malaysia bisa dikatakan masih serumpun, juga dalam bahasa. "Lebih baik kata membutuhkan diganti memerlukan," kata dia.
Memang, kata Nor Aznan Sulaiman, Direktur Tourism Malaysia, banyak kata dalam bahasa Indonesia yang sama. Namun sangat berbeda arti. Selain kata kerja "membutuhkan" yang sangat berbeda arti, juga kata "pantat".
Dalam bahasa Indonesia, pantat berarti bagian tubuh manusia yang terletak di belakang dan di atas kaki atau bokong. Namun, kata "pantat" di Malaysia artinya sama dengan 'butuh' atau 'kemaluan perempuan'.
Dengan demikian, orang Indonesia juga harus berhati-hati menggunakan kata itu di sana. "Banyak kata yang sama, tetapi artinya sangat berbeda," kata dia saat berada di Yogyakarta mempromosikan Malaysia Truly Asia.
Contoh lainnya adalah nasi liwet. Jika Anda suka kuliner, maka tidak asing dengan nasi liwet, kuliner asal Solo atau Yogyakarta. Orang Malaysia akan tersenyum jika mengetahui ada nasi liwet.
Sebab, liwet atau liwat di Malaysia berarti 'sodomi'. Karena liwet diabsorbsi dari bahasa Arab "liwath" yang berarti berhubungan seks melalui anus. "Kalau di Malaysia disebut nasi lemak karena bersantan," kata Aznan sambil tersenyum.
Ada lagi. Kata "sendok", umpamanya. Jika dikatakan satu sendok gula untuk satu gelas teh, dalam bahasa Indonesia sangat jelas. Namun sendok dalam bahasa Malaysia artinya alat mengambil sayur yang besar.
Sendok dalam bahasa Malaysia disebut sudu. "Kalau satu gelas teh diberi satu sendok gula, maka terlalu manis," kata dia tertawa terbahak-bahak.
MUH SYAIFULLAH