TEMPO.CO, Lumajang- Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Kabupaten Lumajang, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Anggoro Dwi Sujiarto, Senin, 23 April 2012 menyatakan, kalau jalur pendakian Gunung Semeru siap dilewati. Hal ini berdasarkan laporan hasil survei jalur yang dilakukan petugas taman nasional selama pekan.
"Kamis kemarin, teman-teman survei dan bersih jalur pendakian Gunung Semeru. Laporan sementara, jalur siap dilalui pendakian," kata Anggoro kepada Tempo, Senin 23 April 2012.
Survei jalur pendakian itu dilakukan menyusul rencana Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru membuka kembali akses jalur pendakian ke salah satu gunung api paling aktif di Indonesia ini. Otoritas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menganggap masa pemulihan ekosistem yang dimulai sejak 4 Januari 2012 sudah cukup. Selama masa pemulihan ekosistem ini, Gunung Semeru ditutup untuk pendakian.
Survei jalur yang dilakukan pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru akhir pekan kemarin itu untuk mempersiapkan pembukaan kembali jalur pendakian Gunung Semeru. Anggoro mengatakan, banyak pihak terutama dari organisasi pecinta alam tidak sabar menunggu dibukanya kembali pendakian Gunung Semeru ini. "Banyak yang menanyakan kapan pendakian Semeru dibuka lagi," kata Anggoro.
Berdasarkan laporan sementara dari hasil survei yang dilakukan selama akhir pekan kemarin, jalur pendakian Semeru telah siap dilewati. "Pembersihan jalur pendakian telah kami lakukan," kata Anggoro.
Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik, BPBD Kabupaten Lumajang, Hendro Wahyono mengatakan, pihaknya juga telah mendapat laporan kalau jalur pendakian Gunung Semeru akan dibuka kembali. "Kami juga dapat laporan rencana pembukaan jalur pendakian Gunung Semeru," kata Hendro.
Hendro mengatakan, aktivitas vulkanik Gunung Semeru saat ini masih tergolong tinggi. Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu faktor pendakian dibatasi hanya sampai Pos Kalimati. Informasi yang dihimpun Tempo, secara kegempaan, Senin, 23 April 2012 ini dilaporkan terjadi 115 kali hembusan, 1 kali tektonik jauh dan 1 kali vulkanik dalam. Status aktifitas gunung dengan ketinggian 3.676 meter diatas permukaan laut ini masih di level III (siaga).
DAVID PRIYASIDHARTA