TEMPO.CO, Mataram - Wanita asal California itu, Kat Kelly, berada di pantai selatan timur Gili Trawangan, Sabtu 14 April 2012. Ia memandangi 50 ekor penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu lekang (Lepodochelys olivacea) yang siap dilepas ke perairan.
"Saya senang sekali melihat kegiatan ini," kata Kat yang sudah dua malam berada di kawasan wisata perairan Gili Matra kepada Tempo.
Sabtu siang itu pelepasan penyu mendahului kegiatan konservasi terumbu karang di Gili Trawangan. Penyu yang sudah berusia satu tahun ini adalah hasil penangkaran yang dilakukan warga setempat, Marjan.
Di sana Direktur Sumber Daya Manusia PT Pertamina (Persero), Rukmi Hadihartini, bersama Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional, Yesaya Mau, melibatkan wisatawan mancanegara melepas penyu-penyu tersebut. "Kami konsen dan mendukung kegiatan konservasi ini," ujarnya. Kegiatan konservasi memilih Gili Trawangan karena dekat dengan terminal bahan bakar minyak Pertamina di Ampenan.
Menurut Marjan, semula telur penyu diperolehnya dari pantai utara sekitar Hotel Safana dan Hotel Dunia Beda di Gili Trawangan. Namun, setelah tumbuh berkembangnya bangunan hotel, penyu-penyu itu berpindah bertelurnya sekitar 750 meter di sekitar Bintang Trawangan dan Sunset Point ke arah pantai barat selatan.
Di Gili Trawangan memang ada kegiatan penangkaran penyu yang dirintis oleh eks Kepala Dusun Gili Trawangan Zainuddin di depan bungalow miliknya tersebut sejak 1995. Setiap tahunnya mampu menangkar 500 ekor penyu yang didapat dengan cara membayar telur penyu dari nelayan ataupun membayarnya dari pedagang. Marjan mengaku selain menggunakan dana pribadi juga mendapatkan donasi dari wisatawan yang datang ke Gili Trawangan.
Karena dinilai merupakan kegiatan konservasi yang dapat mendukung kepariwisataan, maskapai penerbangan Garuda pun menyumbang bangunan. Bangunan terbuka menggunakan desain Sasak Lombok yang beratap jerami itu berukuran panjang 20 meter dan lebar 15 meter. Di dalamnya terdapat tiga kolam kaca yang berukuran masing-masing tiga kali tiga meter.
Pada akhir 2010 dan awal 2011 lalu Pertamina sudah menempatkan media transplantasi bentuk kubah dan piramida dari beton. Namun karena terjadi gelombang besar, fasilitas itu mengalami kerusakan. "Diharapkan munculnya ikan-ikan yang berlindung di sini menambah keindahan pemandangan bawah laut," kata Rukmi.
Sebanyak 35 unit biorock buatan Gili Eco Trust (GET) ditempatkan di sekeliling pantai Gili Trawangan. Sebanyak 63 unit di seputar perairan Gili Matra. Terumbu biorock berfungsi membentuk habitat baru karang dan ikan. Karang tumbuh hingga 2-6 kali lebih cepat, memulihkan dan menumbuhkan karang yang sudah rusak, mencegah pengikisan atau erosi pantai, dan meningkatkan mutu air laut.
SUPRIYANTHO KHAFID