TEMPO.CO , Depok: Sedapnya menikmati suasana alami di tengah panasnya kota. Apalagi sambil menikmati hidangan udang spesial di Rumah Makan Mang Engkin di kawasan kampus Universitas Indonesia (UI).
Udang satu ini dijamin beda dengan masakan lainnya, baik rasa dan cara masaknya. Namanya saja udang bakar madu. Udang ini diolah dengan cara ditusuk dan dibakar layaknya sate. Sebelum dibakar, udang digoreng setengah matang dan dilumuri madu serta bumbu lainnya. Tidak diragukan lagi, aroma khasnya akan menggugah selera.
Rasa udang bakar yang khas menyatu dengan manisnya madu menghasilkan masakan laut yang gurih. Apalagi jika dicelupkan ke empat sambal yang telah disediakan. Wah, pilihan sambalnya saja ada empat macam lengkap dengan lalapannya. Sambal apa saja ya? Ada sambal terasi, sambal cobek, sambal tomat, dan sambal kecap. Sambal terasi sendiri dibuat mendadak sebelum disajikan.
Udang bakar madu memang salah satu menu andalan rumah makan Mang Engking. Tidak hanya udang madu bakar, rumah makan ini juga menyajikan masakan berbahan dasar udang lainnya yang bisa dijadikan pilihan. Contohnya, udang air tawar, udang saus tiram, udang saus padang, udang asam manis, dan sup udang. “Semua masakan di sini disukai pengunjung, tapi andalannya udang bakar madu ini,” kata Sutopo S., Manajer Rumah Makan Mang Engking, Jumat, 24 Februari 2012.
Menurut Sutopo, meski identik dengan makanan laut, bahan dasar makanan yang disajikan Mang Engking berasal dari tambak udang air tawar. Usaha ini sebelumnya memang berawal dari pertanian tambak udang yang dikelola pria asal Tasikmalaya bernama Engking Sodikin, 63 tahun. “Mulanya udang diekspor melalui Jawa dan Bali, tapi semuanya macet karena bom Bali I,” kata Sutopo.
Usaha yang dirintis Engking Sodikin sejak 2000 tersebut mulai terancam saat kejadian Bom Bali I pada 2002. Pada saat kritis itulah timbul ide untuk menggunakan sendiri udang yang diproduksinya. Caranya yaitu dengan mendirikan restoran yang menyajikan berbagai macam menu udang. “Kebetulan istrinya pandai memasak. Akhirnya mendirikan lesehan yang didesain di atas air,” katanya.
Tempat makannya berada di atas kolam ikan. Bangunannya pun berbentuk panggung dari anyaman bambu. “Semua rumah makan sengaja di atas air dan ditanami berbagai tanaman, seperti cabai untuk menjaga suasana alam,” ujar Sutopo.
Rumah Makan Mang Engking juga menyajikan makanan laut lainnya seperti cumi-cumi, kepiting, dan ikan. Uniknya, makanan laut tersebut disajikan dengan empat macam sambal. “Sambalnya sama dengan udang bakar madu, tinggal sesuaikan dengan selera,” kata Sutopo.
Koki rumah makan Mang Engking, Cuneng, 30 tahun, menjelaskan cara masakan udang bakar madu. Mula-mula udang 0,5 kilogram dicuci bersih. Selanjutnya udang ditusuk menjadi empat tusukan untuk udang biasa dan dua tusukan untuk udang super. “Lalu digoreng setengah matang, dilumuri madu dan dibakar,” katanya.
Cuneng juga menjelaskan cara pembuatan empat macam sambal yang disajikan Rumah Makan Mang Engking tersebut. Adapun sambal terasi dibuat mendadak sebelum makanan disajikan, semua bahannya mentah dan tinggal diulek dalam ulekan.
Sementara sambal cobeknya hampir sama dengan sambal terasi. Namun terasi digantikan dengan kencur dan jahe. Sambal jenis ini pun tetap menggunakan tangan untuk mengolahnya dengan cara diulek.
Sedangkan sambal tomat sudah menggunakan blender dalam proses pembuatannya. Bahkan bahan baku sambal ini sebelumnya telah digoreng terlebih dahulu. “Sambal kecap hanya mencampurkan bahan-bahan yang masih mentah dengan kecap manis,” katanya.
ILHAM TIRTA