TEMPO.CO , Bangkok - Restoran dengan konsep kegelapan bukanlah hal baru. Berawal dari Eropa dan Amerika Utara, konsep gelap ini sudah merambah ke sejumlah tempat di Asia. Seperti restoran Sense di Hong Kong; restoran Blind Art di Seoul; restoran Trojan Fairy di Beijing; serta kafe dan restoran Blind di Bandung dan Jakarta.
Tidak mau kalah dengan deretan kota itu, Bangkok juga membuka restoran berkonsep gelap-gelapan dengan nama Dine in the Dark atau makan malam dalam kegelapan di Hotel Ascott Sathorn. Dine in the Dark, disingkat DID, mulai beroperasi pada bulan Februari 2012. Kalau datang ke DID terlebih dulu Anda akan disambut si empunya restoran yang menyodorkan daftar menu penganan atau minuman. Setelahnya, seorang pemandu tunanetra akan mengantar Anda masuk ke dalam kegelapan menuju meja makan.
"Selama soft opening kami menyediakan tiga menu besar, Thailand, Barat, dan vegetarian," kata pemilik DID, Julien Wh. "Pengunjung memang memilih menu, tapi Anda tidak mengetahui hidangan apa yang akan datang. Ya, Anda bisa mengatakan kepada kami bila memiliki alergi pada makanan tertentu."
Ide kegelapan yang digunakan DID sendiri berasal dari pengalamannya makan malam dalam gelap di Swiss. Sewaktu mengecap makanan yang dihidangkan, Wh merasa sensasi yang berbeda di mulut. Sebab dia tidak bisa melihat bentuk makanan itu di atas piringnya. "Perlu beberapa menit untuk beradaptasi, dan semua indera Anda akan bekerja ekstra. Anda juga akan mudah menerima rasa makanan itu dalam kegelapan," ujarnya.
Di Bangkok sendiri, Wh beranggapan restoran gelap akan sulit diterima konsumen. "Mungkin mereka akan skeptis dengan konsep itu." Karena itu, dia tetap akan menampilkan menu sederhana yang mudah diterima lidah penduduk lokal.
Selain mempekerjakan pemandu tunanetra di DID, Wh juga menyumbangkan 10 persen dari keuntungan restoran ke program tunanetra. Di Thailand, kata Wh, tidak banyak perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan bagi penyandang tunanetra. "Sangat langka," ujarnya.
Dan untuk memberikan konsep restoran kegelapan yang berbeda dari negara lain, Wh berencana menampilkan seorang pendongeng. Nantinya si pendongeng akan bercerita saat pengunjung tengah menyantap menu pilihan mereka. "Kami juga akan menciptakan pertunjukan multimedia untuk mengembalikan indera penglihatan pengunjung sewaktu keluar dari kegelapan," ujarnya.
CNN | CORNILA DESYANA