TEMPO.CO , Jakarta - Libur tahun baru Imlek, Taman Safari Indonesia II Prigen Kabupaten Pasuruan dipenuhi pengunjung, Senin 23 Januari 2012. Warga dari berbagai daerah Jawa Timur yang menghabiskan waktu liburan panjang untuk mengenal satwa koleksi Taman Safari. "Sambil rekreasi juga belajar mengenal satwa," kata salah seorang pengunjung asal Malang, Wahyu Nugroho.
Ia takjub dengan aneka jenis satwa dan atraksi budaya etnis Tionghoa yang disajikan selama Imlek. Seperti pertunjukan barongsai dan Liong atau tarian naga yang disuguhkan khusus selama tahun baru Imlek. Atraksi ini dilangsungkan di panggung gajah, ratusan penonton terkesima dengan atraksi sang naga.
Para penonton bertepuk tangan saat tiga "singa" barongsai tampil dan beratraksi di hadapan penonton. Juru bicara Taman Safari Indonesia II Prigen, Kinasih Indah, menjelaskan atraksi ini khusus dihadirkan selama libur Imlek. Selain mengenalkan kesenian etnis Thionghoa juga menyemarakkan tahun baru Imlek Naga Air.
"Pertunjukan dilakukan dua kali sehari," ujar Indah. Pertunjukan Barongsai dan Liong dari Klenteng Tridharma Tjoe Tik Kiong, Pasuruan. Selama libur Imlek ini jumlah pengunjung mencapai 20 ribu orang.
Sekitar 80 persen pengunjung mencoba wahana Safari Water World. Di sini pengunjung dimanjakan dengan berbagai aneka permainan di air permukaan. Wahana yang dibangun di atas lahan seluas satu hektare ini merupakan yang termegah di seluruh negara Asia Tenggara.
Pengunjung juga bisa melintas di lazy river dengan desain yang alami sembari mengamati perilaku sejumlah satwa langka dan unik koleksi TSI. Anda juga bisa berpetualang ke sejumlah tempat bersejarah seperti Kuil Angkor Wat, Niagara Waterfall, Great Wall of China, Great Wall of Berlin, dan Sphinx. "Dibuat replika, sesuai dengan bentuk aslinya," ujarnya.
Wahana ini, katanya, merupakan perpaduan antara satwa, budaya, dan kolam renang. TSI Prigen mengoleksi sebanyak 2.000 ekor satwa dari 175 spesies. Sebagian satwa tersebut merupakan endemik Indonesia serta berasal dari Amerika, Afrika, Asia, dan Eropa. Selain sebagai wahana hiburan, Taman Safari juga menjadi media konservasi di luar habitat asli untuk melindungi satwa langka yang terancam punah.
EKO WIDIANTO