TEMPO Interaktif - Tidak susah menemukan kawasan hutan dan panorama alam yang memikat dari pinggir jalan raya. Kawasan hutan yang eksotis itu bernama kawasan hutan lindung Lembah Anai yang berada di antara jalan Padang ke Bukittinggi.
Dalam 1,5 jam perjalanan dari Padang, kita akan melewati kawasan Lembah Anai yang benar-benar menyejukkan mata. Lembah Anai terkenal dengan bukit dan jurangnya yang terjal, serta air terjun dan sungai Batang Anai yang cantik. Lembah Anai penuh dengan pohon-pohon besar yang menutupi bukit barisan di sekelilingnya.
Air terjun Lembah Anai dan air sungai Batang Anai di antaranya berasal dari Gunung Singgalang yang terletak di bagian utara dan anak-anak sungai dari Gunung Merapi yang mengalir melalui Kota Padang Panjang. Airnya mererobos Bukit Barisan yang menjadi air terjun Lembah Anai. Batang Anai juga menampung hampir semua air yang datang dari lereng bagian barat bukit barisan.
Berhentilah sejenak di tempat ini untuk menikmati kesejukan udara di bawah kerindangan pohon-pohon tua. Di sini juga banyak monyet liar yang berkeliaran. Walau lokasinya di pinggir jalan raya, masih cukup tempat yang luas untuk berhenti.
Tempat favorit pengunjung tentu saja air terjun Lembah Anai yang bersisian dengan jalan raya. Banyak yang sekadar mencuci muka dan merendam tangan dan kaki untuk menikmati kesegaran airnya yang jernih dan dingin.
Ada banyak tempat untuk bersantai menikmati Lembah Anai. Bila punya cukup waktu, bisa juga bersantai dan bermain di pinggir sungai Batang Anai yang penuh batu-batu besar di bawah rindangnya pohon. Bisa juga belanja cemilan khas Minang, di kawasan ini banyak rumah makan dan pedagang yang berjualan makanan kecil.
Kawasan Lembah Anai sejak dulu sudah memikat Belanda. Menurut Rusli Amran dalam bukunya Sumatera Barat Hingga Plakat Panjang, pada tahun 1833, semasa Kolonial Belanda Gubernur Jenderal Van den Bosch, sewaktu berkunjung ke Sumatera Barat, ia terpesona melihat alam Lembah Anai dengan Sungai Batang Anai yang berhasil menerobos Bukit Barisan dan menjadi air terjun yang mengucur deras dari dinding bukit yang terjal.
Van den Bosch adalah orang pertama yang memerintahkan membuat jalan raya mengikuti alur Sungai Batang Anai berikut jalur kereta api.
Jalur kereta api buatan Belanda ini juga amat istimewa karena menggunakan rel bergigi sepanjang 33,8 Km. Lokomotif kereta apinya juga lokomotif khusus untuk rel bergigi. Ini diperlukan untuk rel yang menanjak tajam seperti melewati kawasan Lembah Anai yang tinggi dan terjal.
Untuk melintasi Lembah Anai yang terjal, dibangun beberapa jembatan untuk Kereta Api. Salah satunya jembatan plat baja sepanjang 50 meter dan sangat tinggi melintasi kawasan hutan Lembah Anai dan Sungai Batang Anai di bawahnya.
Jalur kereta api yang melewati Lembah Anai selesai dibangun 1881. Jalur kereta api ini menghubungkan Emma Haven (sekarang Pelabuhan Teluk Bayur) di Padang ke Sawahlunto sepanjang 155,5 km. Rel kereta ini melewati Lembah Anai, Padang Panjang, tepian Danau Singkarak dan terus ke Kota Sawahlunto.
Namun, jalur kereta api ke Lembah Anai sudah lama tidak dilewati kereta sejak menipisnya batubara di Sawahlunto. Ada rencana pemerintah untuk mengaktifkan kembali jalur ini untuk kereta api wisata yang seharusnya sudah dimulai dua tahun lalu.
Tetapi rencana ini tertunda karena gempa di Sumatera Barat 2009 telah merusak dan membengkokkan rel dan memutus jembatan.
Bila Anda berencana singgah ke Lembah Anai, cermati cuaca. Karena bila musim hujan, kawasan ini cukup berbahaya, rawan longsor di tebing jalan serta air sungainya bisa tiba-tiba meluap.
Sungai Batang Anai punya temperamen tinggi. Sungai yang biasanya tenang dan cantik itu dapat tiba-tiba berubah ganas, airnya bisa meluap, dan merobohkan jembatan serta meruntuhkan sebagian jalan beraspal di Lembah Anai seperti yang terjadi tahun lalu.
Di zaman Belanda malah tercatat sungai Batang Anai ini pernah merobuhkan jembatan kereta api yang terbentang di atasnya. Jadi, demi meraup kesegaran udara Lembah Anai, datangah saat hari sedang cerah.
FEBRIANTI