TEMPO.CO, Jakarta - Buckhon Hanok Village salah satu destinasi yang wajib dikunjungi wisatawan yang datang ke Korea Selatan. Namun semakin ramainya wisatawan membuat pemerintah setempat menerapkan jam malam baru di Bukchon Hanok Village. Jam malam tersebut mulai diuji coba pada November 2024, dan diluncurkan secara resmi pada Maret 2025.
Desa Hanok Bukchon terkenal dengan rumah-rumah hanok dari Dinasti Joseon, lorong-lorong sempit dan berliku. Arsitektur kuno Bukchon, dengan tiang-tiang kayu, pintu, halaman, dan atap genteng yang khas, telah memikat wisatawan lokal maupun internasional.
Popularitas Buckhon Hanoi Village
Buckhon Hanok Village semakin dikenal setelah ditayangkan di sebuah acara televisi satu dekade lalu. Bahkan dalam setahun terakhir sekitar enam juta orang mengunjungi kawasan yang dihuni sekitar 6100 penduduk tersebut.
Ramainya wisatawan yang datang ke sana, mengubah suasana daerah pemukiman yang tenang menjadi tempat yang sangat ramai. Selain itu, penduduk setempat juga mengeluhkan sampah dan bahkan privasi, banyak wisatawan yang mengintip ke dalam rumah-rumah pribadi. Banyak penduduk yang meninggalkan daerah tersebut, sehingga populasi Buckhon menurun hingga 27,6 persen selama dekade terakhir,
Aturan jam malam
Sebagai upaya untuk mengatasi keramaian tersebut, pemerintah Korea Selatan menerapkan jam malam. Kepala Distrik Jongno Chung Moon Hun mengatakan jam malam bertujuan untuk melindungi hak-hak penduduk dan meningkatkan kondisi kehidupan penduduk.
Baca juga:
Kebijakan ini akan membatasi akses wisatawan ke area tertentu di Bukchon antara pukul 5 sore dan 10 pagi. Area terlarang itu seluas 34 ribu meter persegi. Kalau melanggar wisatawan harus membayar denda hingga 100 ribu won (sekitar Rp 1,13 juta).
Reaksi jam malam yang beragam
Aturan jam malam memicu perdebatan di antara penduduk dan wisatawan. Sebagian mendukung inisiatif tersebut bahwa hak-hak penduduk harus diutamakan. Sementara yang lain khawatir tentang potensi denda dan mempertanyakan seberapa efektif aturan tersebut saat diberlakukan.
Kwon Young Doo, penduduk lama daerah itu mengakui overtouirsm semakin mengganggu ketenangan penduduk. Namun dia juga khawatir, jam malam dapat menghalangi wisatawan. "Ini membuat mereka memiliki kesan negatif terhadap Korea Selatan," ujar pria yang mengelola galeri seni swasta di kawasan tersebut.
Menurut dia, pembatasan akses tersebut dapat membuat Bukchon tampak tidak ramah dan berpotensi memengaruhi pariwisata dan bisnis lokal yang bergantung pada jumah pengunjung.
TRAVEL AND TOUR WORLD | TIMES OF INDIA
Pilihan editor: Tak Hanya Namsan Tower, 4 Destinasi Wisata dari Lokasi Drakor di Seoul