TEMPO.CO, Jakarta - Pont d’lena jembatan ikonik di Paris akan dijadikan jalur pejalan kaki. Selama Olimpiade Paris 2024, jembatan tersebut tidak boleh kendaraan. Kawasan ini menjadi salah satu tempat yang wjaib dikunjungi wisatawan yang ingin mengambil foto Menara Eiffel.
Pont d'lena salah satu jembatan tersibuk di Paris ini menghubungkan Menara Eiffel ke Palais de Chaillot. Jembatan ini dilintasi sekitar 50 ribu kali per hari. Saat Olimpiade berlangsung, jembatan itu ditutup sementara untuk kendaraan untuk memudahkan akses wisatawan menuju Menara Eiffel. Wisatawan yang datang ingin melihat cincin Olimpiade raksasa.
Patrick Bloche, wakil walikota pertama Paris, menjelaskan bahwa keputusan ini merupakan bagian dari upaya melindungi pejalan kaki sekaligus membuat penyeberangan menjadi lebih menyenangkan. Namun bukan berarti jembatan itu benar-benar steril dari kendaraan. Beberapa jenis kendaraan seperti bus, taksi, dan kendaraan darurat masih boleh melintasi jembatan tersebut.
Dengan penutupan lalu lintas mobil secara definitif meningkatkan keselamatan pejalan kaki, yang kini dapat menyeberang di Pont d'lena dengan tenang. Pemerintah setempat menekankan dimensi wisata di kawasan ini karena menawarkan pemandangan tanpa halangan ke Menara Eiffel dan Palais de Chaillot.
Langkah menjadikan Pont d'lena untuk pejalan kaki adalah bagian dari serangkaian tindakan yang bertujuan mengurangi lalu lintas mobil di sekitar monumen utama Paris. Selain itu juga menjadi bagian dari kebijakan yang lebih luas untuk mendorong transisi ekologi dan pengembangan zona pejalan kaki di lokasi-lokasi paling simbolis di kota tersebut.
Sejarah Pont d'lena
Pembangunan Pont d'Iena atas inisiatif Napoleon Bonaparte I yang ingin sebuah jembatan di atas Sungai Seine yang mengubungkan Champes de mars dan taman Trocadero, Awalnya bernama Pont de l'Ecole Militaire atau Pont du Champ de Mars. Namun pada tahun 1807, setelah memenangkan pertempuran Jenam jembatan itu diberi nama Pont d'lena.
Awalnya pembangunan jembatan tersebut dirancang Jacques Dillon yang merancang jembatan Pont des Arts. Namun setelah ia meninggal pembangunan jembatan tersebut diserahkan kepada insinyur dan arsitek Francois Laurent Lamande.
Desain awal jembatan adalah besi cor, namun pada 1808, kekaisaran memutuskan konstruksinya dari batu agar lebih kuat dan lebih mudah dirawat dalam jangka panjang. Sebab itu, fondasi awalnya yang dibangun 1807 dibangun ulang dan jembatan itut baru selesai pada tahun 1814.
Namun hanya satu tahun setelah peresmian Pont d'Iena, saat Paris diserang pasukan Prusia, dan Napleon kalah, jembatan itu akan dibongkar. Tapi akhirnya diselamatkan Louis XVII dan mengganti namanya menjadi Pont de l'Ecole Militaires serta menghilangkan elang kekaisaran dari tiangnya.
Di bawah Louis Philippe, jembatan ini mendapatkan kembali nama aslinya. Lalu di bawah Kekaisaran Kedua, jembatan itu sekali lagi dihiasi dengan elang kekaisaran yang dipahat oleh Jean-François Mouret dan empat patung, yang masih terlihat sampai sekarang: seorang prajurit kavaleri Galia, seorang prajurit kavaleri Romawi, seorang prajurit kavaleri Yunani, dan seorang prajurit kavaleri Arab.
Perluasan Pont d'lena
Di akhir tahun 1800-an, jembatan yang lebarnya hanya 14 meter dinilai terlalu sempit untuk menampung lalu lintas dan orang. Jembatan itu pun akan diperluas seiiring dengan diadakannya Wolrd's Fairs. Awalnya diusulkan memperlebar luasnya menjadi 40 meter, bersamaan dengan perluasan Trocadero. Namun ahirnya diputuskan untuk memperluasnya sampai 35 meter, karena jembatan itu sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan pada tahun 1930-an.
Jembatan itu dipasangi penahan logam untuk menyatukan dua bagian beton, dan ketika dilapisi dengan batu, elang-elang itu dikembalikan ke tempatnya. Begitu juga dengan keempat patung berkuda yang diubah posisinya. Pada tahun 1975 Pont d'lena diklasifikasikan sebagai monumen bersejarah.
TIMEOUT | SORTIRAPARIS | EUTOURING
Pilihan editor: Traveling ke Paris akan Lebih Mahal Tahun Ini, Ini Alasannya